

inNalar.com – Saat membaca nama daerah Labuan Bajo tentu yang terbersit di pikiran kita adalah serpihan surga bahari pesisir daratannya, bukan?
Namun tahu kah bahwa pesisir Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur juga mengkilap berkat potensi logam mulia terpendamnya.
Tereka emas dan perak di sebuah tempat berlokasi di Kabupaten Manggarai Barat, tepatnya di daerah Watu Asah.
Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Bab 3 Halaman 79
Berdasarkan data yang diungkap Badan Geologi ESDM, mineral logam berharga yang tereka di daerah itu diestimasikan mencapai 2,4 juta ton perak.
Lebih lanjut, ‘harta karun’ emasnya pun juga tereka 2,4 juta ton. Sementara data bijih tertunjuk sebanyak 1,2 juta ton.
Titik lokasinya serupa, yaitu terletak di daerah bernama Watu Asah, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Bab 3 Halaman 70
Pada dasarnya temuan potensi hasil tambang di wilayah dekat Labuan Bajo sudah terpetakan oleh para peneliti geologi sejak 1980.
Bahkan terdeteksi pula ada endapan mangan yang cukup prospek di kisaran Manggarai Barat dan manggarai Timur.
Lebih rincinya, daerah yang menjadi potensialnya ini berada di Bukit Golo Rawang.
“Endapan mineralisasi mangan yang dijumpai di Bukit Golo Rawang paling signifikan dan prospektif. Secara geologis sebarannya cukup luas,” dikutip dari Regus dalam Jurnal Sosiologi.
Selain itu, terdapat pula mineral tembaga yang disertai emas di daerah Kuli, Watu Cie, dan Sapo.
Sejumlah perusahaan tambang pun berdatangan untuk mengeksplorasi wilayah tersebut satu persatu.
Potensi alam menjanjikan di daratan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ini bagaimana pun menjadi bilah pisau bermata dua.
Kekayaan sumber daya melimpah ini tetap saja dihantui dengan potensi kerusakan lingkungan yang disebut para peneliti dan pengamat sebagai degradasi ekologi.
Polemik kerusakan hutan Torong Besi hingga kerusakan tanah hingga lubang menganga di bekas galian tambang.
Ditambah lagi persoalan sulitnya sumber air masyarakat yang diperparah dengan rendahnya curah hujan di daerah tersebut.
Itulah sederetan permasalahan yang sempat disorot dalam studi kasus tambang Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Sekilas info, potensi perak di Kabupaten Manggarai juga ditemukan di daerah Wae Dara, terukur 1,2 juta ton perak di sana.
Adapun di wilayah Tebedo, Manggarai Barat masih dalam tahap hipotetik terdapat potensi emas sebanyak 300.000 ton.***