Telan Rp3 Triliun, Dua Bendungan di Aceh Ini Diklaim Mampu Menampung Air hingga 128 juta M3

inNalar.com – Pemerintah membangun dua bendungan di Aceh yang diklaim mampu meningkatkan kapasitas irigasi pertanian dengan mengahbiskan biaya sebesar 3 Triliun.

Proyek pembangunan dua bendungan ini menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dua bendungan tersebut diberi nama Bendungan Rukoh dan Bendungan Keureuto.

Baca Juga: Nilai Investasinya Rp 2,8 Triliun, Sumatera Barat Siap Bangun Flyover Pengendali Arus Trans Sumatera

Untuk Bendungan Rukoh sendiri dibangun dengan tujuan mampu meningkatkan produksi sawah kurang lebih 12.000 hektar.

Bendungan ini berada di Kabupaten Pidie, khususnya berada di aliran Sungai Krueng Rukoh.

Dinilai mampu mengatasi mengurangi pontensi banjir hingga 89,62%.

Baca Juga: Daftar UMP 2025 di Seluruh Provinsi Indonesia, Daerah Ini Diramal Ketiban Kenaikan 8-10 Persen

Salah satu bendungan di Aceh ini diklaim mampu mengairi area irigasi hingga 11.950 Hektar dan mampu menampung air sebanyak 128 juta meter kubik.

Untuk Bendungan Rukoh ini telah dibangun sejak 2018 dan menghabiskan uang negara sebanyak Rp 1,5 Triliun.

Kemudian, ada Bendungan Keureuto yang berada di Kabupaten Aceh Utara.

Baca Juga: Gelontorkan APBD Rp 67 Miliar, Janji Proyek Jembatan Bupati Morowali Berhasil Muluskan Mobilisasi Mayarakat Sulawesi Tengah

Salah satu bendungan di Aceh ini sudah dibangun sejak tahun 2015 dan memakan biaya sebanyak Rp 2,7 Triliun.

Bendungan ini diklaim mampu menampung air sebanyak 215 juta per meter kubik.

selain itu, Bendungan Keureuto dinilai mampu menyediakan air sebanyak 0,50 meter kubik per meternya.

Dua bendungan tersebut dikerjakan oleh beberapa perusahaan yang berbeda-beda.

Bendungan Rukoh pertama dipegang oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai Rp377 Miliar.

Yang kedua dipegang PT Waskita Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero), dan PT Andesmont Sakti dengan nilai Rp1,7 Triliun yang saat ini sudah mencapai 92,42% progresnya.

Sedangkan untuk Bendungan Keureuto dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero), PT Pelita Nusa Perkasa, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, PT Brantas Abipraya, PT Indrapurindo Marga Bakti Utama, dan PT Pelita Nusa Perkasa yang saat ini sudah mencapai 96.69% progresnya.

Namun perlu diketahui, pada awalnya proyek ini merencanakan untuk membangun 3 bendungan di Aceh.

Tetapi terdapat penolakan oleh masyarakat Desa Panton Beunot dan Desa B;ang Rikui, sehingga sampai saat ini hanya 2 proyek bendungan yang masih berjalan di Aceh.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menargetkan proyek bendungan Keureuto dapat selesai di tahun 2023, tetapi hingga menjelang akhir 2024 proyek belum terselesaikan.

Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat pembangunan dua bendungan tersebut.

Hal ini ditujukan untuk membantu mewujudkan Visi Presiden Prabowo untuk Indonesia mampu mencapai swasembada pangan.***(Gebriel Hemas)

 

Rekomendasi