

inNalar.com – Dalam waktu dekat, Kota Kediri di Jawa Timur akan memiliki bandara baru yang akan mulai beroperasi pada awal tahun 2024 nanti.
Adapun pengerjaan dari bandara di Kediri, Jawa Timur ini sudah dilakukan sejak tahun 2018 silam hingga tahun 2023 ini.
Pembangunan proyek ini dimulai dengan proses pembebasan lahan yang kemudian dilanjutkan dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama.
Pembebasan lahan yang akan digunakan untuk proyek besar ini sendiri memakan waktu kurang lebih tiga tahun, yakni mulai dari 2018 hingga 2020.
Bandar udara yang berada di kabupaten yang mendapat julukan Kota Tahu ini memiliki ukuran runway atau landasan pacu yang cukup besar, yakni 3.300 m x 45 m.
Selain itu, bandar udara ini juga akan memiliki apron komersil berukuran 548 m x 141 m, apron VIP berukuran 221 m x 97 m, empat taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.
Selain fasilitas untuk pesawat, bandara di Kediri, Jawa Timur ini juga menyediakan terminal penumpang dengan luas mencapai 18.224 meter persegi.
Dilansir dari Kementerian Perhubungan RI, kapasitas daripada terminal tersebut per tahunnya 1,5 juta orang.
Namun, kapasitas tersebut akan meningkat menjadi 4,5 juta orang per tahun pada pembangunan tahap 2. Sedangkan, kapasitas maksimum bandar udara ini mencapai 10 juta penumpang per tahun.
Dengan kapasitas terminal serta ukurannya yang besar, bandar udara ini tentunya menghabiskan biaya yang tidak sedikit dalam pembangunannya.
Dana yang dihabiskan untuk membangun tempat ini kurang lebih adalah sebesar Rp13 triliun.
Menariknya, bandara di Kediri, Jawa Timur ini tidak dibiayai oleh APBN sepeserpun.
Sebaliknya, pihak yang mengajukan pembangunan ini adalah salah satu konglomerat di Indonesia.
Bandara yang dikenal sebagai Bandara Internasional Dhoho di Kediri, Jawa Timur ini dibangun oleh PT Gudang Garam Tbk melalui anak usahanya, PT Surya Dhoho Investama (SDHI).
Seperti yang diketahui, PT Gudang Garam Tbk adalah salah satu produsen terbesar di Indonesia. Perusahaan ini juga menjadi salah satu yang terkaya di Tanah Air.
Keseluruhan dana yang dikeluarkan dalam pembangunan bandar udara di Kota Tahu ini dibiayai oleh pihak swasta, yakni PT Gudang Garam Tbk.
Meskipun begitu, proyek ini termasuk ke dalam proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang diprakarsai oleh Badan Usaha (unsolicited).
Pada saat pengoperasiannya nanti, operator dari bandar udara ini adalah PT Angkasa Pura (AP) I (Persero).
Bandara Dhoho Kediri saat ini pembangunannya sudah selesai 100% dan akan beroperasi secara komersial pada awal tahun 2024 mendatang.
Selain itu, bandar udara ini juga akan melayani umrah dan haji 2024. Bandar udara ini akan menjadi alternatif tempat pemberangkatan jemaah haji atau embarkasi.
Namun, untuk dapat menjadi alternatif pemberangkatan jemaah haji, Kediri harus memiliki memenuhi persyaratan terlebih dahulu, yakni tersedianya hotel bintang 5 di wilayah Kediri.
Seperti yang diketahui, Kota Tahu sampai saat ini masih belum memiliki hotel bintang 5 di wilayahnya, maka, persyaratan ini tidak bisa langsung dipenuhi oleh pemkab.
Meskipun begitu, hal ini tidak menjadi sesuatu yang harus dikhawatirkan lantaran Pemerintah Kabupaten Kediri mengklaim bahwa ada seorang investor dari Jakarta yang berencana membangun hotel bintang 5 di dekat kawasan bandara.
Investor yang masih belum disebutkan namanya ini dikabarkan akan membangun hotel bintang 5 di tanah milik pemkab yang berada di dekat jalan masuk menuju Bandara Internasional Dhoho.
Setelah hotel bintang 5 tersebut dibangun, maka, penerbangan rute internasional dari Arab Saudi ke Indonesia dan sebaliknya dapat dilaksanakan.***