

InNalar.com – Berbicara pembangunan infrastruktur, Indonesia sebenarnya tidak hanya membangun jalan tol. Karena di sisi lain, ada pula pembangunan terowongan yang nantinya menakan jadi terpanjang dan termegah di Asia Tenggara.
Saat ini, diketahui jika terowongan jalan tol terpanjang di Indonesia terletak pada Jalan Tol Cisumdawu, yang hubungkan daerah Cileunyi-Sumedang-Dawuan.
Tercatat jika Terowongan kembar di dalam Jalan Tol Cisumdawu memiliki panjang 472 meter, dengan diameter sebesar 14 meter.
Akan tetapi, ada terowongan lain yang melebihi dari panjangnya terowongan tol Cisumdawu. Dan itu adalah terowongan di jalan tol Trans Sumatra (JTTS).
terowongan jalan tol trans Sumatera yang akan menjadi terpanjang dan termegah di Asia Tenggara ini tepatnya ada di Jalan Tol Padang – Pekanbaru.
Bagaimana tidak menjadi yang terpanjang, jika sesuai rencana yang digagas, maka jalan tol yang menghubungkan Sumatra Barat hingga Riau ini akan memiliki 5 terowongan sepanjang 8,95 km.
Baca Juga: Digadang Jadi Stadion Termahal Rp130 Miliar se-Sumatera Barat, Kini Kondisinya Miris Dilihat
Bahkan, terowongan jalan tol trans Sumatera ini akan menembus barisan perut Bukit di Pulau Sumatra Barat.
Sekedar informasi, jika melihat dari panjangnya jalan tol Padang-Pekanbaru, maka akan memiliki panjang 255 km.
Sedangkan 8,95 km diambil menjadi terowongan yang menembus perut bukit.
Baca Juga: 170,67 Ribu Wisatawan Asing Masuk Indonesia Lewat Perbatasan
Menurut Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), ia mengungkapkan biaya pembangunan pada Jalan Tol Padang-Pekanbaru cukup mahal tidak hanya dikarenakan panjang yang mencapai 255 km, namun ada pula pembangunan 5 terowongan yang menembus perut Bukit Barisan.
Berdasarkan situs resmi Kementerian PUPR, biaya investasi dalam pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru adalah sebesar Rp 78 triliun.
Sebenarnya Target awal dari pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru ini yang terdiri atas 6 seksi dikejar dalam 5 tahun, yaitu semenjak tahun 2018-2023.
Bahkan ketika di tahun 2019 kemarin, Pemerintah Jepang pernah menyatakan komitmennya dalam memberikan sebagian biaya dari konstruksi Jalan Tol Padang-Pekanbaru, yaitu dengan panjang 40 km.
Tidak hanya itu, ada pula bantuan dari Jepang yang akan memberikan biaya dalam pembangunan terowongan terpanjang itu dengan nilai pinjaman Rp. 9,1 triliun.
Sayangnya, pembahasan dan rencana dari terowongan tersebut kemudian tidak lagi memiliki progres. Hal tersebut sejalan juga saat melihat lambatnya pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru.
Namun hal itu juga dikarenakan rumitnya melakukan pembebasan lahan.
Dari 6 seksi yang direncanakan, hanya 1 seksi yang diketahui segera selesai. Yaitu adalah Seksi 6 Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 40 km.
Sedangkan Dua seksi, yaitu Seksi 1 Padang-Sicincin dengan panjang 38 km, dan Seksi 5 Bangkinang-Pangkalan sepanjang 25 km masih dalam pembangunan.
Akan tetapi, berdasarkan informasi terbaru, pembangunan dari jalan tol Padang-Pekanbaru dengan seksi Pangkalan-Payakumbuh yang sempat mangkrak selama empat tahun itu kini mulai beralih ke tahap penyelesaian.
Japan International Cooperation Agency (JICA), lembaga kerjasama internasional Jepang, mengatakan telah siap dalam memulai tahap persiapan untuk pembangunan proyek tersebut.
Shigeo Honzu , selaku Senior Representative JICA Perwakilan Indonesia, menerangkan pada pertemuan di hari Selasa (11/7/2023) jika tahap persiapan ini mencakup peninjauan bermacam-macam aspek, termasuk dalam lingkungan dan rencana pembangunan pada tiga terowongan di dalam proyek jalan tol Payakumbuh-Pangkalan paket 2 dan paket 3.
Menurut Rilza Hanif, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Limapuluh Kota ia mengungkapkan jika hal tersebut terwujud, maka terowongan ini akan menjadi tol dengan konstruksi termegah di Asia Tenggara.
Alasannya, karena melalui topografi perbukitan hingga melibatkan pembangunan pada tiga buah terowongan. ***