

inNalar.com – Salah satu proyek besar saat era pemerintahan Indonesia dipimpin oleh presiden Jokowi adalah jalan tol.
Menariknya, salah satu tol yang digarap ini adalah jalan tol Trans-Sumatera (JTTS), yang akan menghubungkan Lampung hingga Aceh melewati 24 ruas jalan yang berbeda.
Diketahui panjang dari Jalan TOL Trans Sumatera ini mencapai 2.704 km.
Tentu dengan jalan tol mencapai ribuan kilometer itu akan menghabiskan dana hingga triliunan. Akan tetapi berapa banyakah anggaran yang dibutuhkan dalam pembangunannya? Dan kapan jalan tol ini akan beroperasi?
Sebelumnya, keinginan dari presiden Jokowi sendiri adalah menargetkan agar seluruh Trans-Sumatra ini bisa beroperasi pada tahun 2024.
Pada pembangunannya, presiden Jokowi membagi pembangunan jalan bebas hambatan trans-sumatera ini yang dari Lampung hingga Aceh menjadi empat tahap.
Sekedar informasi, PT Hutama Karya (Persero). merupakan perusahaan yang akan melaksanakan proyek besar dalam menghubungkan Lampung hingga Aceh.
Adapun dari Pengusahaan yang dilakukan, yaitu seperti perencanaan teknis, pengoperasian, pendanaan, pelaksanaan konstruksi, hingga ke pemeliharaan.
Tjahjo Purnomo , selaku EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) menerangkan jika saat ini Hutama Karya sudah membangun Jalan Tol Trans-Sumatera dengan panjang kurang lebih 1.021,5 km.
Baca Juga: 5 Tempat Kuliner Legendaris yang Ada di Malang, Salah Satunya Telah Bediri Sejak Tahun 1920
Hal itu termasuk dengan dukungan konstruksi jalan tol, dan Untuk ruas tol konstruksi sepanjang 411,5 km serta 610 km operasi ruas tol.
Sedangkan untuk anggaran yang dibutuhkan, berdasarkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menerangkan jika membutuhkan dana sebesar Rp. 572 triliun agar proyek Jalan Tol Trans-Sumatera ini rampung.
Akan tetapi, diketahui jika Nilai dari uang tersebut lebih besar dari rencana awal yaitu Rp. 547 triliun dari yang diberitakan oleh sumber berita lain di tahun 2021.
Menurut Luky Alfirman sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, ia mengatakan jika adanya peningkatan biaya investasi Jalan Tol Trans Sumatera ini karena dipengaruhi dengan timbulnya perubahan jadwal pembangunan.
Meskipun begitu, ia menambahkan jika saat ini perkiraan biaya tersebut sudah lebih akurat bersamaan dengan adanya pelaksanaan Detail Engineering Design yang lebih lengkap.
Alasannya, Luky juga membeberkan pembangunan jalan tol trans-Sumatera ini mengalami beberapa kendala pada beberapa ruas. Hal tersebut karena adanya peningkatan dari eskalasi biaya konstruksi, perubahan pada struktur bangunan, termasuk dengan adanya jalur-jalur konservasi satwa.
Tidak hanya itu, Pembebasan lahan pada beberapa daerah juga masih mengalami halangan atau kemajuan yang tidak sesuai dengan rencana.
Karena itu, saat menghitung Kebutuhan dari pendanaan penyelesaian JTTS sekaligus dalam waktu yang bersamaan dengan membangun ini akan membutuhkan anggaran sebesar Rp. 572 triliun.
Dari alasan itulah proyek ini sebenarnya cukup berat, terutama bagi APBN. Dengan begitu maka dari segi pemerintah pembangunan jalan tol trans-Sumatera ini akan dilakukan secara bertahap.
Bahkan Luky memberikan penilaian pada Internal Rate of Return (IRR) pada sebagian ruas Jalan Tol Trans-Sumatera cukup rendah.
IRR adalah parameter yang digunakan dalam pengukuran analisa suatu proyek ataupun investasi yang sering digunakan dalam menghitung tingkat keuntungan di suatu investasi.
Sebagai informasi, karena adanya perubahan ini, maka Jalan Tol Trans-Sumatera direncanakan memiliki 28 ruas jalan dengan total panjang hingga 2.813 km, Dengan pembagian 4 tahap.
Berdasarkan sumber terpercaya, akan terdapat beberapa ruas di jalan tol trans-Sumatera ini yang direncanakan akan beroperasi pada tahun ini. Adapun ruas jalan tersebut seperti Sigli-Banda Aceh (44 km), diikuti Simpang Indralaya-Prabumulih-Muara Enim, dilanjutkan Pekanbaru-Bangkinang, serta Tanah Penanjung-Bengkulu.***