Teks Khutbah Jumat Tema 4 Nilai yang jadi Pondasi dalam Agama Islam, Muslim Wajib Tahu agar Tidak Salah Jalan

inNalar.com – Berikut ini adalah teks khutbah Jumat dengan tema 4 nilai yang jadi pondasi dalam agama Islam. Muslim wajib tahu agar tidak salah jalan. Simak selengkapnya.

Teks khutbah Jumat ini dapat digunakan sebagai referensi saat ingin menyampaikan khutbah setiap hari Jumat.

Terutama bagi pada khatib yang akan menyampaikan khutbah Jumat, maka teks dengan tema 4 nilai yang jadi pondasi dalam agama Islam cocok untuk dibawakan.

Baca Juga: Momen Ulang Tahun Sule ke 46 yang Dihadiri Nathalie Holscher dan Baby Adzam, Begini Sikap Putri Delina

Pada teks khutbah Jumat ini akan diuraikan secara rinci masing-masing nilai yang menjadi pondasi dalam Islam yang Muslim wajib ketahui.

Empat nilai yang akan dijelaskan dalam khutbah Jumat ini di antaranya, al-Tawhid, al-Ittiba’, al-Tasyir, dan mashlahat.

Muslim wajib tahu dan mengamalkan 4 nilai yang menjadi pondasi Islam agar dalam menjalani kehidupan di dunia ini tidak salah jalan.

Baca Juga: Wendy Walters Curhat kepada Melaney Ricardo, Sudahkah Mantap Bercerai dengan Reza Arap?

Poin-poin dalam 4 nilai berikut ini hendaknya menjadi pondasi Muslim dalam menjalankan agama Islam.

Dikutip inNalar.com dari laman muhammadiyah.or.id, berikut teks khutbah Jumat yang mengangkat tema 4 nilai yang jadi pondasi dalam agama Islam selengkapnya.

Teks Khutbah Jumat

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Baca Juga: Profil Richarlison, Penyerang Gesit Timnas Brasil di Piala Dunia 2022 yang Diprediksi Akan Cemerlang

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Kita sebagai hamba Allah harus senantiasa meningkatkan keimanan dan berharap ampunan dari Allah. Semoga segala amal ibadah yang kita perbuat dapat diterima Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi Muhammad SAW, teladan umat Islam yang senantiasa menjunjung kemanusiaan, yang perangai-perangainya dapat dijadikan kompas moral kehidupan, sikapnya yang sidik, amanah, tabligh, dan fathanah dapat menjadi mata air keteladanan yang mencerahkan semesta.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Hari-hari ini kehidupan beragama hadir tanpa spiritualitas. Karena kehidupan beragama kita hanya berisi pengulangan tanpa penghayatan mendalam atas ajaran-ajaran Islam sehingga tidak menyentuh kedalaman kalbu manusia.

Baca Juga: 6 Zodiak yang Bermental Baja Menurut Prediksi Astrologi : Mulai dari Zodiak Taurus hingga Zodiak Scorpio!

Terkadang salat yang kita kerjakan seperti hanya sebatas yang bersangkut paut dengan hukum-hukum tentang syaratnya, rukunnya, sah dan batalnya saja. Kita tidak lebih laiknya mesin yang diprogram untuk menegakan salat tanpa merasakan kesan setelahnya.

Karenanya, dalam menjalankan agama, jangan sampai didasarkan atas suatu konstruksi pemikiran yang sempit dan koridor-koridor normatif yang serba membatasi.

Melainkan harus diisi dengan nilai-nilai agama yang universal dan merespon tantangan terkini. Terdapat empat nilai yang paling esensial dalam beragama.

Baca Juga: Wendy Walters Resmi Gugat Cerai Reza Arap Oktovian, Buntut Skandal Perselingkuhan yang Terbongkar?

Pertama, al-Tawhid (tauhid). Nilai dasar tauhid mengajarkan kepada kita bahwa satu-satunya Wujud Mutlak adalah Allah, Dia-lah satu-satunya entitas yang tidak bermula dan tidak berakhir (qadim dan baqa).

Sedangkan manusia dan segala makhluk-Nya adalah kenyataan yang masa kehidupannya tak lebih dari dua atom perjalanan waktu karena keberadaan mereka yang senantiasa hancur (fana). Yang fana adalah semesta, Allah Swt abadi.

Nilai tauhid pula menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya.

Baca Juga: Kunci Jawaban dari Buku Bahasa Inggris Kelas 10 Halaman 137 138 tentang Comprehension Questions Task 2

Hakikat tauhid adalah penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik menyangkut ibadah maupun muamalah, dalam rangka menciptakan pola kehidupan yang sesuai kehendak Allah.

Jadi salat, hidup, mati, itu semuanya kita orientasikan hanya kepada Allah dan karena Allah. Sebagaimana Firman Allah SWT:

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam (QS. Al-An’am: 162).

Baca Juga: Profil Marcus Rashford, Penyerang Timnas Inggris di Piala Dunia 2022 yang Siap Merusak Pertahanan Lawan

Tauhid tidaklah dimaksudkan sebagai doktrin keagamaan dalam pengertian kepercayaan (belief), kewajiban (obligation), atau larangan (prohibition). Namun, pembentuk prisma pandangan hidup yang menurunkan gagasan-gagasan mulai dari etika, moral, pendidikan, maupun politik.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Yang Kedua, al-Ittiba’ (mengikuti). Nilai dasar beragama ini mengemukakan tentang pentingnya setiap Muslim selalu menaati seluruh larangan dan perintah Allah Swt sekaligus meneladani dan mengikuti Rasulullah Saw.

Di dalam Al Quran terdapat banyak ayat yang memerintahkan kaum Muslim untuk ittiba Nabi Saw agar hidupnya selamat di dunia dan akhirat. Allah Swt berfirman:

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Dengan Tema Siapakah Orang Orang yang Beruntung yang Allah Sebutkan dalam AlQuran

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (An-Nisa’ Ayat 59).

Yang ketiga, al-Taysir (kemudahan). Nilai dasar yang ketiga ini merupakan salah satu prinsip penting dalam Islam yang diberikan Allah agar manusia tetap bersemangat dan tekun dalam menjalankan ajaran agama, terutama dalam situasi sulit.

Baca Juga: 50 Link Twibbon HUT PGRI Ke-77 Tahun 2022 Terbaru dan Gratis, Beserta Cara Membagikannya ke Media Sosial

Dalam kaidah usul fikih dinyatakan setiap kesulitan, pada dasarnya, menuntut kemudahan (al-masyaqqah tajlib al-taysir). Salah satu contoh kemudahan dalam beragama disebut dalam QS. Al-Baqarah: 185, yang berbunyi:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.

Baca Juga: Sejarah Hari Guru Nasional 2022 Diperingati tanggal 25 November 2022, Simak Berita Lengkapnya

Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur (QS. Al-Baqarah: 185).

Dengan prinsip kemudahan ini pula, tidak semua orang diwajibkan berpuasa. Namun secara umum terdapat dua cara menebus utang puasa, yaitu: qadla dan fidyah (QS. Al Baqarah: 184).

Adanya berbagai kemudahan dalam ajaran Islam ini agar memastikan umat Islam dapat menjalankan agama tanpa susah payah dalam dimensi ruang dan waktu, dan mendorong agar rajin menjalankan agama, lantaran bisa dilakukan dengan mudah dan tanpa kesulitan.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru tentang Peduli dan Peka, Sifat yang Harusnya Dimiliki oleh Kita Semua

Tidak heran pula bila sekelas ulama besar kontemporer Yusuf Qaradlawi dalam kitab Al-Ijtihad fi al-Syariati al-Islamiyyah menegaskan bahwa prinsip yang melandasi hukum Islam adalah taysir atau kemudahan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Keempat, nilai mashlahat. Selain taysir, prinsip utama lainnya dalam Islam adalah maslahat. Lawan sepadan dari masalahat adalah mudlarat. Hal tersebut berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan Ahmad menyebut bahwa laa dlirara wa laa dlirara¸ tidak mudlarat dan memudaratkan.

Al-Ghazali dalam kitab Mushtasfa min Ilm al-Usul berpendapat bahwa relasi yang terbangun antara syariat dengan istislah (kemaslahatan) sangat erat sekali. Maslahat menurut al-Ghazali adalah memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat Tema: Teman Bisa Jadi Setan dan Penyebab Kita Masuk Neraka

Adanya kemasalahatan dalam prinsip ajaran Islam menandakan bahwa penderitaan merupakan sesuatu yang harus ditinggalkan. Sebab Islam tidak mengajarkan pencapaian prestasi spiritual melalui penderitaan. Allah memang memberikan penderitaan berupa sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, akan tetapi hal itu untuk mengangkat derajat manusia, sebagaimana dalam QS. Al Baqarah ayat 155 yang berbunyi:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (QS. Al Baqarah: 155).

Demikianlah, khutbah singkat pada siang hari ini, marilah kita menyelami relung nilai-nilai beragama ini agar senantiasa hidup bahagia di dunia dan akhirat. Semoga dalam menjalani kehidupan sehari-hari kita senantiasa dalam kasih sayang Allah swt. Amin.

Baca Juga: Basuki Hadimuljono Jadi Fotografer Dadakan di KTT G20 Bali, Netizen: Bener-Bener Menteri Pekerjaan Umum

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،

Semoga kita semua mampu menjadikan diri kita sebagai hamba yang bertakwa, mengamalkan prilaku orang-orang yang bertakwa dan kelak dipanggil menghadap kepada Allah dengan ketakwaan yang melekat di hati kita masing-masing. Amin.

Baca Juga: Christopher Nkunku Terpaksa Harus Dicoret dari Timnas Prancis untuk Piala Dunia 2022 karena Lakukan Hal Ini

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Itulah teks khutbah Jumat yang mengangkat tema 4 nilai yang menjadi pondasi dalam agama Islam dan wajib diketahui bagi Muslim. ***

Baca Juga: Sambut Piala Dunia 2022, Angel Di Maria Sebut Argentina Tidak Harus Selalu Bergantung Pada Lionel Messi

Rekomendasi