Teks Khutbah Jumat Spesial Akhir Tahun 30 Desember 2022, Tema: Jika Kalian Pemimpin, Tirulah Sikap Umar

inNalar.com – Berikut adalah teks khutbah Jumat spesial akhir tahun 30 Desember 2022.

Teks khutbah Jumat spesial akhir tahun 30 Desember 2022 akan mengangkat materi mengenai, jika kalian pemimpin tirulah sikap Umar.

Teks khutbah Jumat spesial akhir tahun 30 Desember 2022 ini, sangat bagus dibawakan saat sholat Jumat.

Baca Juga: Inilah Bisnis Online yang Cocok untuk Pemula dan Bakal Booming di Tahun 2023, Bisa Cuan Puluhan Juta Sebulan

Karena khutbah Jumat ini sangat pas jika didengarkan oleh para kaum Adam yang akan menjadi seorang pemimpin.

Arti pemimpin menurut Islam adalah, orang yang dijadikan panutan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai agama.

Sifat yang harus dimiliki pemimpin yaitu, rendah hati, jujur, pemaaf, tidak mempunyai sifat kasar, penuh kasih sayang, dan sifat positif lainnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Medan Hari Ini Jumat, 23 Desember 2022: Diprediksi Hujan Ringan pada Sore Hari

Maka dari itu, sangat penting untuk membawakan teks khutbah Jumat perihal jika kalian pemimpin tirulah sikap Umar, yang telah dilansir dari laman tebuireng.com.

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Malang Jumat, 23 Desember 2022, BMKG: Diprediksi Pagi Cerah Berawan dan Sore Hujan Ringan

Jamaah Jumat Rahimakumullah…

Dikisahkan, suatu hari Khalifah Umar bin Khattab dicegat oleh perempuan tua di tengah jalan dan diminta untuk berhenti. Cukup lama beliau terdiam hanya untuk mendengar nasehat wanita itu.

“Wahai Umar, dulu kamu dipanggil Umair (Umar kecil). Kemudian Anda memanggil Umar. Dan sekarang Anda memanggil Amirul Mukminin. Wahai Umar, barang siapa yang meyakini adanya kematian maka dia akan khawatir akan hilangnya kesempatan. Barang siapa yang meyakini adanya hisab, maka ia takut akan azab.” Ujar perempuan tua itu.

Sontak kejadian tersebut membuat warga sekitar tercengang. Kok bisa-bisanya, Umar mau dengar nasehat perempuan yang mungkin mengganggu perjalanannya? Lalu ada seorang warga yang memberanikan diri bertanya kepada Umar.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru Edisi Akhir Tahun: Inilah Cara Memanfaatkan Waktu dalam Kehidupan Menurut Ulama

“Mengapa panjenengan rela berlama-lama hanya untuk mendengar nasihat wanita tua itu?”

Umar pun menjawab, “sungguh andai wanita itu memintaku berdiri di sini mulai awal siang hingga akhir siang niscaya aku tidak akan beranjak kecuali melaksanakan salat. Tahukah kalian siapa wanita itu?”.

“Tidak Umar.”

“Dialah Haulah binti Tsa’labah. Wanita yang ucapannya didengar dan ditanggapi oleh Allah di langit ketujuh. Pantaskah seorang Umar tidak mendengar, padahal Allah mendengar kata-katanya?”

Sebagaimana kita ketahui Haulah adalah wanita yang mengajukan kepada Nabi tentang sikap suami yang melakukan Dhihar (menyamarkan dirinya dengan ibu suami). Akhirnya, diberikan solusi oleh Allah melalui surah Al-Mujadalah 1-4.

Fokus kita adalah sikap Umar kepada seorang wanita tua yang mencegatnya di tengah jalan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini, Jumat 23 Desember 2022 BMKG: Hujan Mulai Siang hingga Malam Hari

Karena terkadang kita sering tidak mau mendengarkan nasehat orang lain. Bahkan merasa mangkel.

Apalagi ketika kita menjadi pemimpin, maka kebanyakan kita akan menutup telinga atas kritik orang yang tidak sekubu dengan kita, tidak seusai dengan kepentingan kita. Meski mungkin saja kritik itu meluruskan sikap kita.

Seharusnya kita bisa menjadi pemimpin yang lapang dada. Lebih-lebih meniru sikap Umar yang satu ini. Suatu hari Umar berjalan ke sebuah pelosok desa.

Lalu dia menemui seorang yang kebetulan kenal bukan Umar dan menanyai tentang kepemimpinannya.

Karena tidak menyadari yang bertanya adalah Umar sendiri. Akhirnya, orang itu mengeluarkan semua keluh kesah atas kepemimpinan Umar. Umar pun mendengar dengar saksama tanpa sedikit pun marah.

Semoga kita bisa menjadi pribadi yang mau mendengar saran dan kritik dari orang lain. Tanpa melihat siapa yang mengatakannya.

Baca Juga: Link Live Streaming Manchester City vs Liverpool di Carabao Cup 2022, Pep Guardiola: Mental Pemain Sudah Siap

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Teks khutbah Jumat ini sangat singkat jadi mudah dipahami, semoga bermanfaat.

***

Rekomendasi