

inNalar.com – Kebijakan terbaru pemerintah terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tarif tol mendapat protes dari berbagai kalangan, salah satunya adalah politisi Partai Demokrat.
Abdullah Rasyid sebagai politikus Partai Demokrat menyampaikan tanggapannya terkait langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menaikkan harga di sejumlah sector yang dinilainya sangat ‘dahsyat’.
Abdullah Rasyid juga menyentil Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menyinggung kembali sejumlah sektor yang mengalami kenaikan harga seperti BBM, gas, tarif listrik, dan terbaru harga tarif tol.
Baca Juga: Tertarik Mengikuti Program SNMPTN-Peminatan ITB ? Begini Caranya
Dilansir inNalar.com dari artikel PikiranRakyatCom berjudul “Harga BBM hingga Tarif Tol Naik, Politikus Demokrat: Apalagi yang Belum?”
“Dahsyat mas @jokowi Naikkan harga BBM, Gas, PLN Dan Sekarang naik lagi tarif Tol,” ujarnya melalui akun Twitter pribadi @Rasy_Abdullah Minggu, 13 Februari 2022.
Kemudian kader Partai Demokrat ini memperlihatkan rasa penasaran, tentang komoditi apa yang harganya akan dinaikkan.
“Apa lagi yang belum?” katanya.
Sebelumnya, untuk menyesuaikan dengan harga minyak mentah atau ICP per Januari 2022 yang telah mencapai 85 dolar AS per barel, Pertamina memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ungkap Syarat Wajib Puasa Ramadhan, Begini Penjelasannya
Dilaporkan Antara, PT Pertamina Patra Niaga mengumumkan ada tiga produk yang mengalami kenaikan, yakni Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.
Pertamina beralasan, penyesuaian harga pada tiga produk BBM non subsidi untuk mengikuti perkembangan terbaru dari industri minyak dan gas.
Pengumuman kenaikan harga BBM ini dikungkap Pejabat Sementara Sekretaris Perusahaan Pertamina, Patra Niaga Irto Ginting.
“Harga baru ketiga produk ini berlaku mulai tanggal 12 Februari 2022,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu 12 Februari 2022.
Irto menjelaskan, harga minyak mentah Indonesia atau ICP per Januari 2022 telah mencapai 85 dolar AS per barel.
Nilai tersebut selanjutnya mengalami kenaikan sekitar 17 persen dari indeks bulan sebelumnya.
Adanya kenaikan yang cukup signifikan, membuat Pertamina tak punya pilihan lain selain mengambil sikap menyesuaikan harga BBM non subsidi tersebut.
Harga terbaru dari Produk Pertamax Turbo (RON 98) kini dijual Rp13.500 per liter yang awalnya Rp12.000. Kemudian harga Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp13.200 per liter dari awalnya 11.050 per liter. Terakhir, harga Dexlite (CN 51) menjadi Rp12.150 per liter dari harga awal Rp9.500 per liter.
Harga tersebut diberlakukan untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen.
“Meski mengalami penyesuaian, harga Pertamax Turbo dan Dex Series ini masih paling kompetitif jika dibandingkan dengan produk dengan kualitas setara,” kata Irto.
Sebagai landasan hukum kata dia, penyesuaian harga ini juga sudah sesuai regulasi Kepmen 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU).
Sedangkan untuk untuk harga BBM non subsidi, seperti Pertamax dan Pertalite tidak mengalami penyesuaian harga.***(Rizki Laelani/PikiranRakyatCom)