Tak Ada Tetangga dan Listrik, Rumah Ini Berdiri Sendiri di Tengah Hutan Angker Alas Gumitir, Dihuni Pasangan Lansia?

inNalar.com – Salah satu hutan yang disebut-sebut paling angker di Jawa Timur adalah Alas Gumitir.

Hutan angker yang ada di daerah Gunung Gumitir tersebut ada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember.

Tidak hanya terkenal akan seramnya, kawasan ini juga dijadikan sebagai lokasi asli dari kisah viral KKN di Desa Penari.

Baca Juga: Kalimantan Barat Berlimpah ‘Harta Karun’, 14 Daerah di Kabupaten Landak Ini Simpan Bauksit: Terbesar 78,16 Juta Ton

Namun ternyata masih ada rumah yang berdiri di tengah-tengah alas tersebut tanpa ditemani oleh tetangga di sekelilingnya dan tanpa adanya listrik.

Rumah ini benar-benar berdiri di kedalaman hutan yang mana sudah tidak ada lagi tetangga kampung yang menemaninya.

Ternyata hunian tersebut dimiliki oleh pasangan lansia yang masih beraktivitas seperti biasanya.

Untuk menuju kawasan tengah hutan angker ini, diperlukan perjalanan yang sangat panjang.

Area jalannya pun benar-benar sempit, licin, dan basah serta hanya berupa tanah biasa.

Jalanan tersebut juga cukup curam dan menanjak. Sebelum menuju kawasan hutan, maka akan disambut oleh perkebunan-perkebunan milik warga.

Rumah yang ada di tengah-tengah hutan angker ini jauh dari perkampungan warga sehingga sulit mendapatkan akses listrik.

Pasangan lansia ini ternyata sudah bertahun-tahun tinggal di kawasan tengah hutan tersebut.

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pasangan ini keluar setiap 1 minggu sekali untuk membeli bahan makanan dan keperluan lain.

Tanpa adanya listrik, hunian ini tetap berdiri dengan kokoh. Kanan dan kiri huniannya pun dikelilingi oleh pohon-pohon pisang yang tumbuh subur.

Dilansir InNalar.com dari akun YouTube Sultoni Irsyah, pasangan lansia ini dahulunya hanya memiliki rumah dari kayu.

Kemudian rumah tersebut berhasil direnovasi menggunakan bahan-bahan yang lebih bagus seperti hunian pada umumnya.

Mereka memilih untuk tetap tinggal di tengah hutan walaupun terkesan begitu angker dan seram.

Tidak hanya itu, di belakang huniannya pun sudah berupa jurang sehingga benar-benar berbahaya jika tidak berhati-hati.

Untuk memenuhi kebutuhan airnya, mereka mengambil dari sumber air langsung.

Ketika memasuki musim hujan, maka air hujan akan ditampung di dalam wadah khusus.sehingga mudah untuk memanfaatkannya.

 

Rekomendasi