

inNalar.com – Jembatan Pasupati merupakan jembatan yang terletak di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat
Jembatan Pasupati ini adalah ikon kota Bandung yang populer dengan sebutan Jalan Layang Pasupati
Jembatan ini telah berdiri sejak tahun 2005 yang dinobatkan sebagai jembatan terpanjang kedua di Indonesia, setelah jembatan Suramadu yang hubungkan Surabaya-Madura.
Jembatan Pasupati ini rampung dibangun di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2005.
Dimulainya pembangunan jembatan ini pada tahun 1998 ini memiliki panjang 2,8 km dengan lebar 21,53 m.
Penamaan Pasupati sendiri di dapat dari gabungan Nama Jalan Pasteur dna Jalan Surapati. Diketahui dahulunya nama Jembatan ini adalah Paspati.
Dalam Bahasa sunda Paspati mempunyai arti “pas mati”. Dan pada tahun 2022 Jalan Layang Pasupati juga mendapat usulan nama menjadi Jalan Prof Mochtar Kusumaatmadja.
Usulan nama itu berdasar pada dukungan dari berbagai tokoh , institusi samapai petisi yang berasal dari dlaam maupun luar negeri.
Diketahui jembatran ini dibangubn dnegan konsep melayang, dimana konsep jalan yang melayang ini dibangun tidak sebidang melayang.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kawasan yang kerap kali bermasalah seperti terjadinya kemacetan lalu lintas.
Biaya pembangunan yang dipakai menggunakan pinjaman negara dengan nilai kontrak sebesar Rp430 miliar, yang diketahui nantinya harus dikembalikan.
Kontraktor pelaksanaan yang menggarap proyek ini merupakan joint operation antara PT Wijaya Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) serta CGC dari Kuwait.
Diketahui pembangunan jembatan ini sempat terhenti selama 4 tahun dikarenakan masalah politik kuwait yang sempat terhenti pinjamannya.
Tujuan dibangunnya proyek oleh pemerintah ini untuk kepentingan masyarakat umum.
Salah satu tujuannya adalah sebagai tambahan kapasitas sarana lalu lintas arah barat dan timur.
Dikarenakan ada tingkat lalu lintas yang tinggi pada daerah tersebut, terutama di jalan Wastu Kencana dan juga jalan Siliwangi.
Uniknya jembatan ini pada bagian tengahnya terdapat satu tiang yang cukup tinggi dan ditopang sebanyak 19 kabel baja yang terdiri dari 10 kabel berada di arah barat dan 9 kabel berada di arah timur.
Jembatan ini juga dilengkapi cable stayed dengan Panjang mencapai 161 meter yang terdapat pada bagian Tengah.
Tak hanya itu jalan ini memiliki 663 segmen dengan penopang tiang sebanyak 46 dan setiap satu segmen memiliki bobot yang berbeda antara 80 sampai 140 ton.
Teknologi yang digunakan dalam pembangunan jembatan ini menggunakan teknologi Look Up Device (LUD).
Teknologi yang merupakan perangkat khusus untuk dapat menahan getaran bumi atau bencana gempa bumi. Teknologi ini di usung oleh Negara Perancis.
Dengan jumlah total 76 perangkat yang digunakan dalam menopang jalan layang ini
Hal ini menyatakan bahwa jembatan Pasupati ini merupakan jembatan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi LUD sehingga menjadikan jembatan tahan gempa pertama di Indonesia.***