

inNalar.com – Samudra Selatan yang dikenal sebagai Samudra Antartika merupakan sebuah benua dengan jumlah penduduk yang paling sedikit.
Samudra Antartika mempunyai kutub es selatan secara geografis yang letaknya hampir terdapat di seluruh selatan lingkaran Antartika.
Es Antartika mempunyai luas wilayah mencapai 14,2 juta kilometer persegi (5,5 juta mil persegi) dan menjadi benua terbesar kelima setelah Benua Afrika dan Eropa.
Lapisan es di Antartika mencapai ketebalan 4,5 kilometer dan berhasil menutupi sebagian besar Antartika sejauh 2,7 mil.
Ketebalan es Antartika setara dengan setengah tinggi Gunung Everest yang jika semuanya mencair, permukaan laut global akan naik sekitar 60 meter (200 kaki).
Lapisan es Antartika adalah yang terbesar di Bumi dengan mencakup wilayah pegunungan, lembah, dan dataran tinggi Antartika yang luasnya mencapai 14 juta km² (5,4 juta mil persegi).
Baca Juga: Syahrul Yasin Limpo Jadi Tersangka Korupsi, Menteri Pertanian: Selesaikan Tugas dengan Cumlaude
Di antara benua-benua lainnya, Antartika mempunyai ketinggian diatas rata-rata dan juga yang paling terdingin, terkering, dan paling berangin di Bumi.
Ilmuwan menemukan bahwa daratan es Antartika Timur lebih dingin dibandingkan benua barat, mengingat letaknya yang lebih tinggi.
Bagian tengah benua hanya dapat sedikit ditembus oleh cuaca, sehingga menjadikannya kering dan dingin dengan kecepatan angin yang sedang.
Es Antartika memegang rekor suhu terendah di Bumi yakni mencapai −89,2 °C (−128,6 °F) dan untuk daerah pesisir dapat mencapai suhu lebih dari 10 °C (50 °F) di musim panas.
Menurut para ilmuwan, sementara itu daratan es Antartika mengunci sebanyak 60 sampai 90 persen air tawar dunia.
Dilansir inNalar.com dari laman situs Discover Walks, menurut para ilmuwan sekitar 90 juta tahun yang lalu, selama periode Kapur Akhir, Antartika mengalami peningkatan suhu yang signifikan dan iklim yang lebih moderat.
Hal ini setara dengan iklim serta suhu hangat yang ada di Melbourne, Australia saat ini, bahkan berbagai macam spesies tumbuhan dan hewan, termasuk dinosaurus, reptil, dan marsupial pernah hidup di Antartika
Menurut para ilmuwan, hal ini dikarenakan pada masa itu, letak Samudra Antartika menuju lebih utara dan lebih dekat dengan garis khatulistiwa.
Tak hanya itu Samudra Antartika juga pernah ditutupi oleh hutan hujan yang sangat lebat pada masa itu.
Namun, adanya lempeng tektonik dan proses geologi lainnya selama jutaan tahun, harus memaksa daratan es Antartika bergeser ke selatan dan menjadikan suhu yang sangat dingin.
Hal ini mengakibatkan terbentuknya lapisan es dan berkembangnya ekosistem kutub yang berbeda hingga ada saat ini.
Sementara itu fakta lainnya tentang Samudra Antartika ini adalah tidak adanya zona waktu di Samudra Antartika.
Berdasarkan temuan para ilmuwan, hal ini dikarenakan terdapat letak Kutub Selatan di benua tersebut, dratan es Antartika terletak di setiap garis bujur dan secara teoritis, Antartika seharusnya berada di setiap zona waktu.
Namun, sulit untuk menentukan zona waktu mana yang cocok karena wilayah di selatan Lingkaran Es Antartika mengalami siklus siang-malam yang dramatis sekitar tanggal titik balik matahari bulan Juni dan Desember.
Zona waktu seringkali didasarkan pada klaim teritorial untuk tujuan praktis, namun banyak stasiun yang menggunakan waktu negara dan mengendalikannya atau zona waktu basis pasokannya.
Menurut para ilmuwan, meskipun tidak ditemukan zona waktu di es Antartika, waktu Universal Terkoordinasi biasanya diasumsikan di wilayah selatan garis lintang 80 derajat.***