
inNalar.com – Seiring keputusan efisiensi anggaran yang menyebabkan gelombang PHK bermunculan, trending topik tagar #KaburAjaDulu beberapa hari terakhir menjadi perbincangan hangat di platform sosial media X.
Fenomena #KaburAjaDulu memunculkan pertanyaan dan diskusi di tengah masyarakat, apakah mereka yang memilih untuk tinggal di luar negeri itu berarti tidak memiliki jiwa nasionalisme yang kuat terhadap Tanah Airnya?
Merespon isu nasionalisme yang mengemuka ini, Tokoh Politik Anies Baswedan pun ikut melontarkan komentar yang cukup dipandang warganet bijak dan bikin meleleh.
Ia memposting sebuah video berdurasi 2 menit 44 detik, sebagai respon atas salah satu pertanyaan warganet di platfom X yang isinya sebagai berikut.
“Gimana nih pak @aniesbaswedan. Gimana bisa kita bisa terus cinta Indonesia kalo begini pak?” tulis pemilik akun @panggilmasaja.
Dalam postingan video singkat tersebut, Anies Baswedan pun turut melontarkan komentar bijaknya terkait hakikat dari nasionalisme yang akhir-akhir ini banyak dihubungkan dengan keinginan untuk pergi dari Indonesia.
Baca Juga: Bab 5 Bioteknologi, Kunci Jawaban IPA kelas 9 SMP Hal 157 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi
“Cinta Indonesia itu bukan sekadar bangga saat negara sedang baik-baik saja. Justru cinta itu diuji ketika negara sedang menghadapi banyak tantangan, sedang butuh perubahan.
Kendati demikian Anies Baswedan pun menilai wajar akan fenomena #KaburAjaDulu menyeruak di tengah masyarakat.
Menurutnya, merasakan kelelahan emosional saat kita berupaya tetap mencintai Indonesia di tengah banyaknya tantangan nasional turut dimaklumi, diibaratkan rasanya seperti cinta bertepuk sebelah tangan.
Baca Juga: Bab 5 Persilangan Monohibrid, Kunci Jawaban IPA kelas 9 SMP Hal 148 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi
“Tapi amat wajar jika terkadang kita merasa lelah. Perjuangan tanpa istirahat itu bisa terasa berat. Ini seperti bertepuk sebelah tangan, sudah berusaha untuk mencintai, tapi rasanya tidak ada balasan.”
Namun lebih dalam, Anies Baswedan mengingatkan kita semua untuk mengenang para nasionalis generasi tahun 1908 dan 1928 yang sebagian dari mereka terus berjuang dan bersabar menanti Indonesia merdeka tetapi belum sempat merasakan manisnya kemerdekaan.
Bagi sebagian generasi pendahulu yang tidak sempat merasakan Indonesia merdeka menganggap bahwa kemerdekaan hanya terus menjadi mimpi, tetapi mereka tidak menyerah dan berhenti bergerak, pungkasnya. Paling puncaknya ada pada komentar Anies berikut ini.
“Saya ingin sampaikan di sini, cinta Indonesia itu tidak ada hubungannya dengan lokasi tempat tinggal. Banyak tokoh-tokoh bangsa kita yang dulu lama hidup di luar negeri tapi tetap kontribusi buat Indonesia,” lanjutnya.
Jadi, menurutnya, nasionalisme bukan soal di mana kita tinggal tetapi bagaimana kita tetap memberi manfaat sekecil apa pun untuk negeri ini, tutupnya dengan bijak.
Sejak video singkat diunggahnya pada 13 Februari 2025, hingga kini komentarnya telah disorot hingga 844 ribu tayangan dan disukai oleh 27 ribu warganet.
Baca Juga: Bab 5 Persilangan Dihibrid, Kunci Jawaban IPA kelas 9 SMP Hal 150 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi
Seketika videonya berhasil mengundang beragam komentar, salah satunya pemilik akun X @Mzbay, “Banyak sekali diskriminasi, kriminalisasi dan ketidak adilan yg dilakukan terhadap pak Anies, namun anda tetap tegar dgn senyum dan tetap mencintai Indonesia, Terima kasih pak, telah menguatkan hati saya untuk juga mencintai bangsa ini bagaimanapun keadaannya..”
Menyahut pula Alex dengan akunnya @normalpeople, “Kami mencintai tanah air ini, tapi tanah air yang tidak mencintai kami. Jadi, saya melihat tagline @KaburAjaDulu tuh sah aja. Kabur ke negara lain bukan karena rasa nasionalisme luntur, tapi Indonesia udah ditahap gagal mewujudkan harapan Anak bangsa yang ingin punya masa depan.”
Sebagai informasi, fenomena #KaburAjaDulu merupakan bagian dari aksi protes sebagian masyarakat yang muncul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap sejumlah penerapan kebijakan Pemerintah RI.
Fenomena tersebut semakin mengemuka sejak digaungkannya Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2025 terkait efisiensi belanja negara yang diberlakukan di berbagai pos anggaran kementerian.
Persediaan lapangan kerja yang dinilai belum memadai dengan gelombang PHK yang menunjukkan tren meningkat di 2024 dari yang mulanya 26.400 (Januari-Juli 2023) menjadi 80.000, melansir dari Analisisi Strategi Komisi IX DPR RI.
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 SMP Kurikulum Merdeka: Chapter 5 Section 8 Hlm. 289-298
Peningkatan gelombang PHK di tahun 2024 ini semakin keruh ketika Pemutusan Hubungan Kerja berpotensi terjadi usai adanya keputusan efisiensi anggaran belanja kementerian.
Retnaningsih (2025) mengungkapkan analisis terkait potensi PHK di tahun 2025 dalam penelitian yang diterbitkan bulan Januari lalu. Menurutnya, terdapat sekitar 60 perusahaan yang berpotensi menggelar PHK massal di tahun 2025.
“Sedangkan pada tahun 2025, gelombang PHK diprediksi akan terjadi pada sekitar 280 ribu pekerja yang berasal dari 60 perusahaan,” salah satunya berasal dari sektor industri tekstil.***