

Innalar.com – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo akhir-akhir menjadi perbincangan di Indonesia.
Syahrul Yasin Limpo telah ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan korupsi di Kementrian Pertanian.
Bahkan, Syahrul Yasin Limpo sempat dikabarkan hilang kontak saat sedang bertugas di luar negeri, pasca ia ditetapkan tersangka.
Meski demikian, Menurut Dirjen Imigrasi, Menteri Pertanian ini sudah berada di Indonesia lagi.
Beberapa bulan lalu, Syahrul Yasin Limpo sempat diundang untuk menghadiri acara QNA Metro Tv.
Saat Syahrul Yasin Limpo, mendapatkan pertanyaan dari Arif Suditomo, seorang jurnalis senior mengenai kelanjutan karirnya sebagai pejabat setelah merintis dari bawah.
Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa manajemen ilahi merupakan hal yang lebih baik dari apa yang ia pikirkan.
Menurut Syahril Yasin Limpo, apa yang terpenting sekarang adalah bagaimana ia bisa menyelesaikan suatu tugas dengan cumlaude.
Menteri Pertanian ini juga mendapatkan pertanyaan dari Arief Satria, Rektor IPB.
Arief Satri melontarkan pertanyaan mengenai bagaimana kemuliaan seorang birokrat dan politisi.
Menurut Syahrul Yasin Limpo, seorang birokrat harus mengetahui bahwa ia adalah seorang abdi bagi kepentingan negara.
Kemudian, yang paling penting dari seorang birokrat adalah menemukan harapan dan kebutuhan dari rakyatnya.
Sebelum terkena skandal korupsi, Menteri Pertanian ini juga menegaskan bahwa seorang birokrat harus bisa berpikir memecahkan masalah.
Bagi Syahrul Yasin Limpo, kepercayaan publik itu sendiri adalah bagian demokrasi. Sehingga, politisi yang baik adalah politisi negarawan.
Mneurut Menteri Pertanian yang jadi tersangka korupsi ini, politisi yang tidak hanya memikirkan jabatan, tetapi juga kepentingan rakyat.
Sebagai seorang pejabat publik, Syahrul Yasin Limpo juga memiliki idola. Mulai dari, Syekh Yusuf Al Makasari, Baharudidn Lopa, hingga Jusuf kalla.***