

inNalar.com – Sebuah gebrakan baru terpancar dari Pulau Bali yang rencananya akan memiliki mode transportasi baru yakni Lintas Raya Terpadu (LRT).
Sebelumnya proyek LRT sudah digarap oleh pemerintah di Ibukota Jakarta dan sudah mulai beroperasi pada bulan Juli 2023 serta mendapatkan respon yang baik.
Selanjutnya adalah pembangunan LRT yang ada di Bali yang kabarnya akan dibangun sepanjang 9,46 kilometer dibawah permukaan tanah.
Baca Juga: Cetak Rekor MURI dan Terbanyak di Asia, Kota 1000 Pemadam Kebakaran Ada di Kalimantan Selatan
Pemerintah Provinsi Bali sudah melakukan pembangunan proyek ini pada tahun 2020 dan diprediksi akan rampung tahun ini.
Meskipun akan rampung pada tahun ini, LRT Bali akan beroperasi tahun 2027 mendatang untuk masyarakat Bali hingga turis.
Nantinya rute yang akan berlaku untuk LRT ini adalah dari Bandara I Gusti Ngurah Rai sampai Seminyak. Serta dilengkapi dengan empat stastiun pemberhentian.
Berkolaborasi dengan Korea National Railway (KNR), Pemerintah Provinsi Bali mencatatkan bahwa terdapat tahapan yang akan dilakukan untuk mematangkan proyek ini melalui studi kelayakan.
Studi tersebut menorehkan hasil yakni dua fase yakni Fase 1-A dari Bandara Ngurah Rai hingga Central Park dengan jarak 5,3 kilometer.
Untuk fase 1-B dari Central Park sampai Seminyak yang berjarak 4,16 kilometer. Selanjutnya akan ada fase tambahan yakni dari Seminyak hingga Mengwitani.
Studi kelayakan ini terus digencarkan oleh banyak pihak supaya dapat terselesaikan dengan efisien dan tepat target.
Ketiga titik tersebut difokuskan oleh Pemerintah Bali agar bisa menekan angka kemacetan didaerah tersebut.
Pendanaan dari proyek ini juga terbilang fantastis yakni mencapai Rp 10 Triliun. Bukan angka yang sedikit untuk pembangunan yang sangat bermanfaat ini.
Meskipun hingga saat ini ternyata sumber dana yang digunakan untuk pembangunan proyek ini masih belum diketahui asal muasalnya, baik dari APBN ataupun pinjaman serta kerjasama dengan pihak swasta.
Proyek ini diharapkan akan menjadi warna baru untuk Bali supaya angka kemacetan semakin menurun, khususnya di Denpasar.
Beberapa wilayah Bali lainnya juga memiliki tingkat kemacetan yang tinggi, sehingga jika proyek ini berhasil maka pasti akan berdampak pada angka kemacetan yang ada. *** (Jessica Barans Widyasari)