Sumur Mathilda Menjadi Citra Kuatnya Kota di Kalimantan Timur Ini Sebagai Penyangga IKN, tapi…

inNalar.com – Bukan tanpa alasan mengapa IKN berada di Provinsi Kalimantan Timur, terlebih posisi nantinya terletak di antara dua kota besar.

Satu di antara dua kota besar dekat IKN ini adalah tempat dimana Sumur Mathilda mulakan keraksasaan ekonomi daerahnya di Kalimantan Timur.

Sumur Mathilda merupakan cekungan minyak bumi yang membuat kota ini diproyeksikan menjadi otot bagi pembangunan IKN.

Baca Juga: Didukung Bank Mandiri, Indonesia Akhirnya Bisa Gelar Turnamen Sepakbola Internasional Bergengsi (BALI7s) Usia Muda

Meski sumur minyak ini tidak lagi digunakan, tetapi cekungan yang ditemukan pada tahun 1987 ini membuat daerah penyangga Nusantara dijuluki sebagai ‘Kota Minyak’.

Bisa dibayangkan, sematan tersebut membuat daerah tersebut secara otomatis dicitrakan sebagai kota dengan pembangunan ekonomi yang kuat.

Hal tersebut dibuktikan pula dengan adanya realita bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota ini pada tahun 2022 saja sebesar Rp127.325,67 miliar.

Baca Juga: China Memang Unik, Sekolah Wanita Tergokil di Dunia Ini Didik Muridnya Menjadi ‘Penakluk’ Pria Konglomerat

Sumbangan terbesar perekonomiannya tetap berasal dari industri pengolahan minyak yang berasal dari Pertamina Refinery Unit (RU) V.

Itulah mengapa kesejarahan Sumur Mathilda masih melekat citranya pada kota penyangga sekaligus penyokong IKN ini.

Lantas kota manakah yang dimaksudkan tersebut hingga diyakini akan menjadi otot bagi pembangunan ibukota baru?

Baca Juga: The Girl Fest Hari Ketiga Ditutup Dengan Energi Girl Power Bersama Greysia Polii Hingga Tsamara Amany

Kota besar yang berada di Kalimantan Timur tersebut adalah Balikpapan. Berjuluk ‘Oil City’, kota inilah dimana Sumur Mathilda ditemukan oleh para Pemerintah Hindia Belanda.

Keberadaan minyak bumi di daerah tersebut membuat ini layak menjadi penyokong pembangunan Ibu Kota Nusantara.

“Saat ini RU V Balikpapan memasok hingga 26% total kebutuhan bahan bakar minyak di Indonesia,” dikutip dari Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Nekat ‘Gadaikan’ APBN, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terancam Diambil China di Masa Depan

Kota tersebut akan menjadi penguat pembangunan Nusantara berkat adanya potensi pertambangan minyak dan gas, serta logistik.

Sementara Samarinda adalah kota penyangga Nusantara lainnya yang disebut akan menjadi pusat dimana energi baru terbarukan dikembangkan.

Namun kota dimana sumur Mathilda dahulu menjadi sumber kokoh ekonomi daerah penyangga IKN ini tidak terlepas dari sejumlah potensi resiko yang membayanginya.

Baca Juga: Mampu Tampung 750 Murid, SMA Elit di Skotlandia Ini Biaya Asramanya Hampir Rp1 Miliar

Masifnya pembangunan infrastruktur yang tidak disertai dengan penataan lahan dan sistem drainase perkotaan yang baik membuat kota ini pun tidak terlepas dari adanya potensi resiko.

Medan geografis Balikpapan didominasi oleh hamparan perbukitan setinggi lebih dari 20 meter.

Setidaknya lekukan dataran tersebut mendominasi wilayah tersebut hingga 60 persennya.

Sehingga ada tiga bencana yang sering menghantui kota penyangga IKN di Kalimantan Timur ini, yaitu longsor, kebakaran, hingga banjir.

Seiring kemajuan kota, semakin tinggi pula pertumbuhan penduduknya hingga pasokan air baku yang dibutuhkan mencapai 23 juta meter kubik.

Melihat potensi dan resiko tersebut sudah seyogyanya Pemerintah RI mulai mawas dan telaten dalam memproses pembangunan infrastruktur berkelanjutan di kota penyangga IKN ini.

Keperkasaan ekonomi dari sektor minyak diharapkan mendapat pengelolaan pembangunan yang terukur agar dapat menyokong Nusantara, bukan menyumbang masalah baru bagi daerah sekitarnya.

Sedikit kilas balik mengenai Sumur Mathilda, cekungan berharga tersebut dahulu pertama kali dibor pada 10 Februari 1897.

Hanya berselang setahun, Pemerintah Hindia Belanda berhasil menemukan ‘harta karun di kedalaman 180 meter.

Dari temuan tersebut, kota penyangga IKN tersebut dahulu bisa memproduksi minyak bumi hingga 32.618 barrel.

Produksi tersebut diambil dari wilayah konsesinya yang bernama Louise dan Mathilde.***

Rekomendasi