

inNalar.com – Sebuah pabrik paling legendaris se jagad Kalimantan Timur bernama PT Pupuk Kaltim yang ada di Bontang tampak terus mengekspansikan usahanya.
Usai sukses bukukan laba tahun berjalan pada Desember 2022 hingga menembus nominal Rp14,5 triliun, pabrik pupuk terbesar se-Asia Tenggara ini bakal babat lahan baru.
Pihaknya dikabarkan telah melaksanakan penyiapan lahan yang luasnya diketahui tidak lebih dari 16 hektare guna bangun wilayah industri baru.
Namun pihak Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan tengah melakukan reviu lebih lanjut terkait perencanaan tersebut.
Alasannya adalah karena pihak PT Pupuk Kalimantan Timur dikabarkan mengalami kendala dalam pelaksanaan proyek tersebut.
Sehingga hal ini membuat pihak perusahaan meminta pihak BPKP Kaltim untuk ikut melakukan reviu terkait penyiapan lahan industri barunya.
Proses reviu dilakukan mengingat proyek penyiapan lahan industri baru ini sudah dilakukan oleh pihak perusahaan sejak tahun 2021.
Melansir dari situs BPKP, diketahui dalam proses reviu tersebut, pihak BPKP memberikan beberapa saran terkait tata kelola dan manajemen resiko.
Selain itu, terkait pula dengan kepatuhan pihak perusahaan terhadap perundangan-undangan yang berlaku.
Baca Juga: Skuad Jepang di Ajang Bulutangkis Thailand Masters 2024, Ada Kento Momota dan Pasangan Baru
Adapun rencananya pembangunan area pabrik pupuk baru akan dibangun di sebelah utara dan selatan wilayah kerja Pabrik Kaltim 5 yang ada di dalam area PT Pupuk Kalimantan Timur.
Sebagai informasi tambahan, dahulu pembangunan Pabrik Kaltim 5 ini memakan biaya investasi hingga 576 juta USD.
Serah-terima pabrik dimulai pada tanggal 9 November 2015 dan hingga kini mampu meproduksi hingga kapasitas jumbo.
Baca Juga: Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru di Bekasi Jawa Barat, 5 Hektar Tanah Warga Langsung Dibeli
Lebih detail lagi, kapasitas produksi Pabrik Kaltim 5 diketahui mampu mencapai 2,74 juta ton amoniak dan 3,43 juta ton urea setiap tahunnya.
Hal menariknya adalah rupanya perusahaan yang berbasis di Bontang, Kalimantan Timur ini mampu menerapkan strategi hemat biaya hingga Rp1,5 triliun per tahunnya.
Rupanya pihak perusahaan melakukan upgrade sistem hemat gas sebesar 14 MMBtu sejak tahun 2015.
Melansir dari situs resmi perusahaannya, PT Pupuk Kaltim tengah mengembangkan diversifikasi usaha menuju produksi gas alam, yakni produk amoniak menjadi asam nitrat dan amonium nitrat.
Melalui anak usahanya, PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) bersama PT Dahana Investama Corp telah melaksanakan teken kontrak untuk membangun Pabrik Asam Nitrat berkapasitas 60 ribu MTPY.
Selain itu, perjanjian tersebut juga berkenaan dengan pembangunan Pabrik Amonium Nitrat berkapasitas 75 ribu MTPY. ***