Studi Ungkap Kinerja Dosen Jadi Lebih Buruk Jika Dievaluasi oleh Mahasiswa, Ini Alasannya

inNalar.com – Sebuah fakta mencengangkan, ternyata kinerja Dosen berpotensi menjadi lebih buruk ketika pengajarannya dilakukan evaluasi oleh mahasiswa. Kok bisa?

Mari kita ulik hasil temuan Stroebe di tahun 2020 lalu. Studi ini telah dirilis dalam sebuah jurnal Basic and Applied Social Psychology pada volume 4.

Judul studi miliknya, yaitu ‘Student Evaluations of Teaching Encourages Poor Teaching and Contributes to Grade Inflation: A Theoretical and Empirical Analysis’.

Baca Juga: Calon Mantu Idaman Banget, Ini Dia 8 Sekolah Kedinasan Sepi Peminat, Lulus Langsung Jadi PNS!

Lantas, bagaimana bisa kualitas pengajaran Pendidik malah semakin memburuk ketika dievaluasi mahasiswanya?

Bukankah peserta didik merupakan bagian dari penilai langsung yang evaluasinya justru akan lebih akurat? Eits, realitanya tidak demikian di dunia pendidikan zaman sekarang.

Alasan kinerja Dosen bisa semakin buruk ketika dilakukan evaluasi oleh mahasiswa mereka akan diungkap selebar-lebarnya. Namun sebelumnya, apakah Anda sudah memahami apa itu SETs?

Baca Juga: Kamu si Paling Ekstrovert? Kepoin Rekomendasi 5 Jurusan Kuliah Sesuai Tipe MBTI Ini Aja!

SETs adalah singkatan dari Student Evaluations of Teaching. Sistem evaluasi Dosen ini dulunya pertama kali dikembangkan oleh Herman H. Remmers dari Purdue University dan Edwin R. Guthrie dari University of Washington.

Kedua tokoh ini mengembangkan sistem SETs mulai tahun 1920-an. Tentu saja, tujuan penggunaannya adalah untuk mengevaluasi kinerja para Pendidik dengan mengulik resepsi mahasiswa yang mereka ajar di kelas.

Harapannya dengan menerima kritik dan saran dari mahasiswa, Dosen dapat memperbaiki kualitas pengajarannya. Namun ternyata, lama kelamaan hasilnya berbanding terbalik dari idealnya.

Baca Juga: Diagram Sebab Akibat, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka Hlm. 154-155

Dalam studi ilmiah Stroebe, ia membeberkan bahwa evaluasi peserta didik terhadap kinerja Dosen dapat memperburuk kualitas pengajarannya berujung inflasi nilai.

Sebagai selingan informasi, inflasi nilai adalah sebuah kondisi ketika skor akademik mahasiswa semakin meningkat tetapi tidak dibarengi dengan kualitas pemahaman mereka terhadap materi perkuliahan di kelas.

Apakah kamu bisa menebak bagaimana ini bisa terjadi? Ini dia realita sebenarnya yang terjadi. Lanjut baca di halaman selanjutnya, ya!

Bagi yang sudah pernah merasakan perjalanan proses akademik di perkuliahan, apakah kamu relate dengan hasil studi Stroebe ini?

Jadi, biasanya mahasiswa cenderung akan memberikan evaluasi positif terhadap Dosen yang pada proses perkuliahannya suka memberi tugas-tugas yang ringan dan paling penting tidak pelit nilai.

Nasib sebaliknya dirasakan oleh Dosen yang cenderung lebih ketat dalam memberikan nilai dan sering membebani mahasiswa dengan setumpukan tugas.

Baca Juga: 5 Kota di Jawa Timur Ini Fasilitasi Pelajar dengan Bus Sekolah Gratis, Daerahmu Ada?

Akibatnya, Dosen yang sebenarnya sudah memiliki gaya kualitas pengajaran yang baik akan lebih memilih untuk bersikap lunak demi menyesuaikan kebutuhan peserta didiknya.

Dari evaluasi kinerja inilah Dosen justru lama kelamaan semakin salah fokus. Mengapa?

Alih-alih fokus evaluasinya justru bukan untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Pendidik justru menginterpretasikan kualitas pengajaran mereka sesuai keinginan mahasiswanya.

Baca Juga: Penutupan SPPI Batch 3 Dipercepat 1 Bulan! Calon ASN dengan Gelar Sarjana S1/D4 Wajib Lihat Perubahan Alur Pendaftaran Ini

Perilaku ini juga didukung dengan adanya indikator bahwa semakin nilai SETs seorang Dosen dinyatakan baik, maka penilaian tersebut akan berpengaruh pada kenaikan gaji dan pertimbangan promosi jabatan.

Inilah alasan mengapa evaluasi dari Mahasiswa disebut cenderung berpotensi mendorong kualitas kinerja Dosen menjadi semakin buruk. Bagaimana menurut Anda?***