

inNalar.com – Tempat bertapa yang ditemukan di Jombang Jawa Timur tersebut merupakan Situs Punden Krapyak yaitu tempat bertapanya orang sakti.
Orang sakti tersebut memiliki nama Mbah Suro yang sedang bertapa di suatu lokasi di dalam hutan yang berada di jombang Jawa timur.
Situs Punden Krapyak merupakan peninggalan leluhur pada zaman dulu yang sedang melakukan pertapa di dalam hutan yang banyak dengan tumbuhan pohon bambu yang sangat lebat.
Hutan tersebut banyak berkicauan burung-burung yang sangat banyak, tempat bertapa Mbah Suro tersebut berada id sebuah bangunan gubuk yang ada di dalam hutan bambu yang lebat.
Perkampungan tersebut merupakan hutan bambu yang yang ditebas sehingga dijadikan perkampungan Gempol yang ada di Jombang Jawa Timur.
Bahkan para penduduk kampung tersebut ketika ada acara kegiatan seperti hajatan akan pergi ke petilasan Mbah Suro tersebut.
Tidak hanya itu setiap tahun para penduduk akan merawat dan membersihkan tempat petilasan Mbah Suro.
Tempat petilasan tersebut sekarang sudah mulai rapuh dan tampak sangat tua bahkan banyak kayu dari bangunan tersebut telah hilang dan juga keropos.
Disamping hutan bambu yang sangat lebat tersebut terdapat sawah penduduk sekitar yang sangat luas dan juga asri.
Baca Juga: Tidak Miliki Daratan, Kampung di Kalimantan Timur Ini Pilih Bangun Rumah di Atas Air
Angin sepoi-sepoi bisa dirasakan ketika berada di dalam hutan bambu yang sangat luas, petilasan yang berada di dalam hutan tersebut merupakan tempat untuk leyeh-leyeh dan juga istirahatnya Mbah Suro.
Disamping tempat petilasan Mbah Suro terdapat batu andesit atau fosil batu petilasannya Mbah Suro, di samping petilasan gubuk Mbah Suro terdapat batu langka berwarna kuning keemasan yang menyatu dengan batu lainnya.
Gubuk petilasan tersebut tersebut dibelakangnya terdapat pohon yang sangat besar, pohon tersebut memiliki nama pohon gempol.
Sehingga perkampungan yang berada di dalam hutan tersebut memiliki Perkampungan Gempol yang diambil dari nama pohon yang berada di belakang petilasan.
Perjalanan menuju ke tempat gubuk petilasan Mbah Suro harus melewati jalan yang becek dengan tanah yang digenangi air dan basah sehingga harus hati-hati.
Agar tidak terpeleset dan jatuh, Mbah Suro terkenal dengan sakti dan mandraguna dan Mbah Suro sudah kembali ke gunung Liman.***