

inNalar.com – Beredar video seorang pria yang tengah diwawancarai mengenai kronologi putrinya yang mengalami trauma akibat dipulangkan dari pihak sekolahnya setelah dituduh mencuri HP temannya.
Diketahui pria itu memiliki putri berinisial May (15) yang merupakan seorang siswi di SMAN 2 Nganjuk, Jawa Timur.
Orang Tua May kecewa dengan keputusan pihak sekolah untuk memulangkan anaknya tanpa memberikan informasi terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi kepada keluarga.
Ayah May yang geram sempat menanyai putrinya mengenai apa yang sebenarnya terjadi, namun pada mulanya May tidak mau menjelaskan secara rinci hingga ia bercerita usai didesak orang tua sekaligus saudarannya.
Kronologi kejadiannya adalah sebagai berikut. Pada Senin, 4 September 2023, May datang ke sekolah dan melaksanakan upacara pagi.
Saat upacara terdapat sesi orasi ketua OSIS yang mana May termasuk siswi yang masih tergolong baru dan menginjak kelas X di SMAN 2 Nganjuk.
Menurut ayah May, saat orasi ketua OSIS itulah anaknya izin untuk pergi ke toilet ditemani salah seorang temannya dan sempat berpapasan dengan satu siswi lainnya.
Sebelum ke toilet, May dan temannya berinisiatif untuk mengambil ponsel masing-masing yang ada di kelas mereka. Diketahui pula May dan temannya tidak satu kelas.
Saat di kelas untuk mengambil ponsel, May tak sengaja menyentuh wadah bekal yang ia bawa dari rumah. Setelah temannya tadi usai mengambil ponsel di kelasnya, May dan temannya pergi ke toilet bersama.
Tak lama kemudian, May dan temannya kembali ke barisan usai pergi ke toilet menunggu upacara usai.
Saat masuk ke kelasnya, salah seorang teman kelas May mengaku kehilangan HP dan membuat gaduh seisi ruangan. Kejadian ini langsung dilaporkan wali kelas May ke guru BK.
Setelah kejadian itulah, May dipanggil guru BK dan dicecar banyak pertanyaan yang membuat May bingung. Saat itu menurut orang tua May, anaknya memang mengambil HP namun itu adalah HP May bukan milik orang lain.
Tak hanya sampai di situ, May diantar salah seorang guru BK dan ia tidak diperbolehkan masuk sekolah dulu karena ada masalah di sekolah.
Orang tua May saat itu mengaku marah dan meminta May untuk bersumpah bahwa dirinya tidak mengambil HP yang dituduhkan pihak sekolah.
Keesokan harinya ayah May mendatangi SMAN 2 Nganjuk untuk meminta klarifikasi serta mengambil HP May yang masih disita pihak sekolah, namun ia harus membuat surat pernyataan agar HP May bisa diambil.
Sontak hal tersebut membuat ayah May makin geram dengan pihak sekolah, namun pihak SMAN 2 Nganjuk menjawab semua yang dikatakan orang tua May kepada media tidaklah benar.
Kepala Sekolah SMAN 2 Nganjuk mengaku alasan May tidak diperbolehkan masuk sekolah karena masih ada proses penyelidikan lebih lanjut atas masalah pencurian HP tersebut.
Hingga kini masih belum diketahui apakah May sudah melanjutkan studinya di SMAN 2 Nganjuk atau masih mengalami trauma psikis yang membuatnya takut untuk masuk ke sekolah.***