

inNalar.com – Berdasarkan kalender nasional, 16 September 2024 diperingati sebagai Maulid Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maulid Nabi sendiri merupakan hari besar, yaitu hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.
Kata Maulid berasal dari Bahasa Arab yang artinya hari lahir dan peringatannya pun sudah ada jauh setelah wafatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Baca Juga: Inilah 5 Lumbung Padi Terbesar di Kalimantan Timur, Daerah Penghasil Terkaya Letaknya 1 Jam dari IKN
Peringatannya bagi umat muslim sendiri menjadi sebuah penghormatan dan pengingat akan kebesaran juga keteladanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan diperingati dengan berbagai macam kegiatan.
Perayaan Maulid Nabi di Indonesia sendiri seringkali menjadi momen untuk menyebarkan dakwah juga pengajaran Islam.
Peringatannya dirayakan dengan berbagai macam kegiatan seperti santunan, bakti sosial, pentas seni, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Salah satu yang seringkali melekat dalam tradisi wajib perayaan Maulid Nabi adalah keberadaan telur.
Penggunaan telur maulid sendiri berbeda dengan telur paskah yang lebih banyak dikenali orang-orang.
Beberapa pihak menjelaskan bahwa makna dari telur maulid sendiri adalah karena telur terdiri dari tiga bagian yaitu kulit, putih telur, dan kuning telur.
Dalam hal ini kulit telur diartikan sebagai iman, putih telur diartikan sebagai Islam, dam kuning telur diartikan sebagai Ihsan.
Pada awalnya tradisi ini di beberapa daerah sepenuhnya menggunakan telur bebek karena bebek merupakan hewan yang diam saat bertelur.
Selain itu dimaknakan juga dengan umat Islam yang mengikuti dan meneladani Nabi seperti bebek yang berbaris rapi mengikuti panduan pemimpinnya.
Baca Juga: Kisah Inspiratif! Rugi Bisnis, Pria Asal Blitar Ini Sukses Jadi Peternak Hasil Restu Ibu
Di beberapa daerah, penggunaan telur sendiri bisa dikakukan dengan lomba menghias telur yang digelar supaya perayaan lebih ramai.
Selain itu di sebagian wilayah, kebudayaan ini biasanya telur ditusuk dengan batang bambu juga dihias dengan kertas atau hiasan lainnya.
Tusuk bambu sendiri melambangkan adanya kelurusan, kekuatan, juga keteguhan yang layaknya pohon bambu yang lurus dan menjulang tinggi.
Baca Juga: Siapa Bilang Purwakarta Nomor Satu di Jawa Barat? Daerah Ini Justru Rajanya Produksi Buah Manggis!
Hal ini dimaknakan dengan harapan hari kelahiran Rasulullah akan memberi makna bagi umat Islam agar selalu teguh, lurus juga menjulang tinggi dalam meneladani Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bahkan di beberapa daerah, dalam perayaan Maulid Nabi terdapat tradisi arak-arakan ‘ndhog-ndhogan’ menggunakan jodang yang sudah dihias kemudian ditancapi kembang ndhog.
Selain telur, tradisi ini juga menggunakan batang pisang yang memberi makna bahwa pohon pisang merupakan pohon yang jika dipotong akan tumbuh lagi.
Baca Juga: Buleleng Berpotensi Menjadi Pusat Produsen Kopi Terbaik di Bali
Hal tersebut diberi makna bahwa meski inangnya hidup, anaknya akan tetap tumbuh di sekitar tempat pisang hidup yang dimaksudkan untuk pantang menyerah.
Telur-telur yang meramaikan peringatan Maulid Nabi seringkali dibagikan kepada seluruh masyarakat yang hadir dalam acara peringatan tersebut.***