

InNalar.com – Terdapat pasar yang lokasinya jauh dari perkotaan Ponorogo.
Pasar yang begitu terpencil ini berada di pedalaman pegunungan kapur selatan Ponorogo.
Saat berada di lokasi, tepatnya pasar terpencil yang berlokasi di pedalaman pegunungan kapur selatan Ponorogo ini akan membuat seseorang kembali ke masa lampau.
Pasar tersebut merupakan sebuah pasar tradisional berada di pedalaman pegunungan yang panjang.
Di pedalaman pegunungan yang panjang juga terdapat banyak desa-desa terpencil.
Pasar terpencil ini merupakan pasar tradisional dengan nama Pasar Banu.
Untuk sampai ke Pasar Banu, kita harus melewati medan jalan yang ekstrim karena jalanan yang bertanjak.
Sebagian sisi jalan masih bagus, dan sisi lainnya terdapat jalan yang kurang bagus atau rusak parah.
Walaupun pasar ini berada di pedalaman pegunungan, nampak jika pasar ini terlihat ramai seperti pasar pada umumnya.
Dilansir pada unggahan video youtube @Jejak Richard, Pasar Banu ini hanya buka 5 hari saja,
Lima hari tersebut meliputi pasaran hari Wage, Secara administratif, pasar ini masuk ke dalam wilayah kecamatan Ngrayun.
Pasar Banu ini ternyata merupakan pasar terbesar yang berada di kecamatan Ngrayun Kidul.
Karena lokasinya berada atas di pegunungan, kontur tanah di pasar Banu ini pun cukup miring, ditambah kondisi jalan yang rusak-rusak.
Tidak sedikit pedagang yang mengeluhkan kondisi jalanan yang rusak ini, serta berharap ada perbaikan.
Dagangan makanan yang dijual di pasar Banu ini banyak yang masih jadul-jadul, contohnya nasi puli, nasi tiwul, dan yang lainnya ini berada di depan pasar.
Ketika terdapat orang yang menjual nasi puli maupun nasi tiwul ini seperti sedang hidup di era 80an.
Tidak kalah dengan suasana depan pasar, suasana di dalam pasar ini juga sangat ramai , dan juga terdapat 1 warung sederhana yang menjual berbagai makanan khas pedesaan.
Makanan khas pedesaan tersebut adalah nasi pecel, nasi tahu, dan soto.
Tidak hanya itu saja, di pasar Banu ini juga terdapat pasar hewan kambing.
Rata-rata para pedayang di pasar Baru ini berasal dari Wonokarto sudah melangsung perjalanan pulang pada pukul 10.00 WIB.
Para pedagang tersebut sebagian besar menaiki mobil dengan bak terbuka.***