

inNalar.com – Pernahkah melintasi sebuah jembatan layang terindah di Sumatera Barat? Medannya meliuk tajam sembari disuguhkan pemandangan indah hutan hijaunya.
Pesona indah dari betuk tikungan dan jembatan layang masuk frame hijaunya perbukitan membuat infrastruktur ini menjadi ikon wisata yang terkenal di Sumatera Barat.
Jembatan layang yang terkenal di Sumatera Barat ini bernama Kelok 9.
Penamaan ini memiliki makna sembilan tikungan atau belokan yang biasa disebut dengan kelok oleh warga setempat.
Jembatan yang terletak di Kabupaten Lima Puluh ini merupakan salah satu bukti karya anak bangsa yang sangat mengagumkan.
Jembatan layang ini berada sekitar 30 kilometer sebelah timur dari kota Payakumbuh, Sumatera Barat.
Baca Juga: BRI Tingkatkan Layanan Bank Kustodian dengan Fitur Multi-Share Class untuk Akses Keuangan Lebih Luas
Dalam proses pengerjaannya memakan biaya sekitar Rp580,8 miliar.
Selain itu, proses pembangunan dilakukan dalam dua tahap dan memakan waktu sekitar 10 tahun.
Kelok 9 membentang sepanjang 300 meter dari Jorong ulu air, Nahagi Harau, Kecamatan Harau, Lima Puluh, Kota Sumatera Barat.
Jembatan laying ini adalah bagian dari ruas jalan penghubung lintas tengah Sumatera dengan Pantai Timur Sumatera.
Sehingga Jembatan Kelok 9 ini adalah akses dari Kota Bukittiggi menuju Kota Pekanbaru, Riau ataupun dari arah sebaliknya.
Bentuknya yang berkelok-kelok dan menghubungkan dua dinding bukit terjal menjadikann jembatan layang ini menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik.
Kemegahan jembatan yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013 lalu ini akan terasa saat kendaraan melintas dari bawah jembatan dengan pondasi yang megah.
Diketahui, sejarah dari Kelok 9 ini dulunya adalah jalan lama yang dibangun untuk mengatasi perbedaan tinggi yang mencolok antara jalan bagian bawah dan atas.
Selain itu, adanya peningkatan jumlah kendaraan dan kondisi jalan yang sempit mengakibatkan kemacetan terutama bagi kendaraan yang memiliki muatan besar.
Baca Juga: Andalkan Pipa Sepanjang 38 KM, Proyek Sepaku IKN Bakal ‘Sulap’ Air Keruh Menjadi Air Minum Modern
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengusulkan pembanngunan jembatan layang kepada pemerintah pusat.
Jembatan terindah ini awalnya dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda antara tahun 1908-1942.
Jalur jembatan laying ini meliuk melintasi bukit barisan yang memanjang dari utara ke selatan Pulau Sumatera.
Lebih lanjut, Kelok 9 terdiri atas enam jembatan dan memiliki ruas jalan selebar 12,5 meter.
Bentang jembatan pertama memiliki Panjang 20 meter, lalu bentang jembatan kedua 230 meter, dan Ketiga 65 meter.
Kemudian keempat memiliki panjang 462 meter dan merupakan jembatan jenis pelengkung beton dengan ponasi borpile sedalam 20 meter untuk menahan berat jembatan.
Gaya horizontal gempa bentang jembatan kali memiliki pajang 31 meter dan bentang jembatan keenam sepanjang 156 meter. *** (Ummi Hasanah)