Sempat Rugi Rp6,75 T, Megaproyek Smelter Alumina di Mempawah Kalimantan Barat Ini Akhirnya Happy Ending di 2024, Bisa Upgrade Kapasitas 3 Juta Ton!


inNalar.com
– Sebentar lagi, Kalimantan Barat bakal miliki Smelter Grade Alumina Refinery baru di Kabupaten Mempawah.

Megaproyek Smelter Alumina garapan kolaborasi PT Indonesia Asahan Aluminimum (Inalum) dan PT Aneka Tambang (ANTM) ini akhirnya terlihat ujung cerahnya juga.

Pasalnya, Direktur Utama Inalum, yakni Danny Praditya membocorkan bahwa tahun ini perusahaannya akan lakukan Final Investment Decision (FID) dua garapan besarnya.

Baca Juga: Dibantu Amerika dan Korea, Jalan Tol Rp6,6 Miliar Penghubung 2 Provinsi Ini Diklaim Jadi yang Pertama di Indonesia, Usianya…

Salah satunya yang paling dinanti adalah pengembangan Smelter Grade Alumina Refinery tahap kedua yang bakal kerek naik kapasitas produksinya.

Pesimisme terhadap proyek sempat menghantui proyek besar ini, karena pada tahun 2022 progresnya sempat mogok alias jalan di tempat.

Penyebab mandeknya pengerjaan disebabkan karena adanya konflik di antara dua kontraktor proyek dari China, yakni China Aluminium International Engineering Corporation (Chalieco) dan PT Perumahan Pembangunan (PT PP).

Baca Juga: Serap Anggaran Rp1 Miliar, Lahan Eks Bandara Seluas 13 Ha di Samarinda Ini Bakal Disulap Pemprov Kalimantan Timur Jadi…

Tersendatnya proyek ini selama 16 bulan ini pun sempat dihitung potensi kerugien revenue-nya mencapai USD 540 juta atau setara Rp6,75 triliun.

Namun sejak permasalahan tersebut teratasi, progres pengerjaan pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit ini makin ngegas.

Bahkan dengan berita gembira adanya keputusan final investasi pihak Inalum, itu berarti eksekusi pembangunannya bakal bisa mulai konstruksi pada 2025.

Baca Juga: Barcelona Ketar-ketir Usai Bayern Munchen Siapkan ‘Sesajen’ dengan Nilai Fantastis Demi Bajak Pedri di Bursa Transfer Januari 2024

Apabila tidak ada lagi aral melintang yang menghadang Proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah ini, maka kapasitas produksinya bakal meroket drastis.

Apabila saat ini kapasitas produksi 1 juta ton alumina, jika proyek terealisasi nantinya akan menambah 2 juta ton tambahannya.

Alhasil nantinya dari smelter alumina ini, pihak perusahaan mampu memproduksi hingga 3 juta ton alumina per tahun.

Baca Juga: Beban Biaya Sektor KI Gemuk Rp42,99 M, PT Intiland Development (DILD) Gempurkan Eksekusi Proyek Kawasan Industri Batang di Jawa Tengah

Adapun nilai investasi dari pengerjaan pembangunan smelter ini mencapai USD 1,7 miliar.

Jika dirupiahkan dengan kurs dollar AS terkini, yakni Rp15.562,85 maka sebagai gambarannya nilai proyek ini mencapai Rp26,45 triliun.

Belum lama ini pihak perusahaan Inalum menggandeng emiten asal Uni Emirat Arab bernama Emirates Global Aluminium.

Baca Juga: Menelan Anggaran Hampir Rp1 Triliun, Proyek Pembangunan SPAM di Yogyakarta Ini Didepak dari PSN, Kenapa?

Usai kerja samanya, produksi alumina pun ikut terangkat naik hingga Inalum pun percaya diri menargetkan capaiannya menjadi 274.140 ton di tahun 2024.

Sebagai informasi tambahan, terdapat tiga produk alumina yang digenjot produksinya di tahun ini, antara lain ada Aluminium Ingot yang diketahui produk akhirnya dapat bermanfaat bagi komponen industri otomotif dan konstruksi bangunan.

Selain itu, ada pula jenis billet berdiameter 5, 7 dan 8 inci. Varian aluminium jenis biasanya digunakan untuk campuran material gerbong kereta api dan kendaraan bermotor.

Baca Juga: Ditendang dari PSN, Proyek Brilian Kanal Logistik Cikarang Bekasi Laut di Jawa Barat Senilai Rp3,41 Triliun Ini Dinilai Tak Menarik Lagi, Mengapa?

Adapun untuk jenis aluminium Alloy ini biasanya bakal digunakan sebagai velg, rangka kendaraan, dan blok mesinnya sehingga industri otomotif pun menjadi sasaran hilirisasi bauksit ini. ***

Rekomendasi