

inNalar.com – Salah satu proyek infrastruktur yang menarik perhatian adalah pembangunan jembatan long span atau LRT Jabodebek di Jakarta Selatan.
Pembangunan yang dibuat untuk meningkatkan transportasi di wilayah tersebut, memiliki panjang mencapai 148 meter tanpa tiang.
Membuat jembatan ini tidak hanya menjadi yang terpanjang di dunia, tapi juga sebuah inovasi dalam teknologi konstruksi di Indonesia.
Sempat mencuri perhatian publik, karena terjadi sebuah insiden yang menyebutkan adanya salah desain.
Hal tersebut disampaikan oleh Kartika Wiryo Atmojo selaku Wakil Menteri BUMN, mengatakan jika tikungan jembatan kurang lebar.
Sehingga LRT tidak dapat konsisten dalam kecepatannya, evaluasi yang disampaikan mengenai laju 20km/jam saat menikung karena tikungan sempit.
Baca Juga: Sudah Tahu? Pertamina Punya SPBU Terindah di Dunia: Lokasinya Terpencil di Atas Teluk Cantik NTT
Terkait dengan apa yang disampaikan, Arvilla Delitriana selaku perancang LRT Jabodebek membantah hal tersebut.
Arvilla menjelaskan jika tidak ada yang salah dari desain yang dibuat, kelambatan ini disebabkan radius jembatan yang kecil.
Radius yang ditentukan dari jalur LRT yang sudah dianalisis sebelumnya, seperti ukuran lengkungan dibuat dan berapa kecepatan yang bisa dilalui serta seluruh persyaratan sudah di diskusikan.
Jadi tidak ada kesalahan apa pun, semua sudah terencana dengan baik. Dan harusnya melaju dengan kecepatan rendah.
Kecepatan harus dibatasi sesuai dengan radius tracknya, mengikuti posisi yang sesuai. Batas maksimumnya adalah 35km/jam.
Sebelum adanya pembangunan, terkait desain yang sudah dikonsultasikan kepada yang ahlinya.
Kompeten di bidangnya dan sudah mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub.
Kriteria desain sudah mencakup semua hal terkait kebutuhan jembatan untuk LRT Jabodebek tersebut.
Selain itu juga mengatakan jika LRT Jabodebek membutuhkan desain melengkung yang kuat dan efektif dari penggunaan lahan dan biayanya.
Hal ini membuat PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebagai kontraktor yang menjalankan proyek sampai fasilitas operasional.
Saham yang dimiliki bergerak melemah 4 poin atau setara dengan 0,88% dari level Rp42/saham.
Sepanjang bulan Agustus saham ADHI kehilangan 24 poin terkontraksi mencapai 5,04%. Secara Year-to-Date (YtD) melemah sekitar 6,61% dan pernah mengalami lever terendah yaitu Rp334/saham pada Maret 2023.
Meskipun ada kekhawatiran mengenai tikungan yang kurang lebar, Arvilla Delitriana sudah memastikan desain telah memenuhi semua standar dan persyaratan yang ditetapkan.
Diharapkan adanya transportasi di wilayahJakarta Selatan menjadi lebih efisien, mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberikan kenyamanan bagi pengguna LRT Jabodebek.
Walaupun dihadapkan dengan banyak tantangan, proyek pembangunan ini tetap menjadi tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur transportasi di Indonesia.***