

inNalar.com – PT Waskita Karya, Tbk dikabarkan bakal menjadi anak perusahaan konstruksi BUMN lainnya.
Langkah ini dipilih usai kinerja keuangan WSKT berada dalam kondisi kesulitan membayar kembali utang yang ternyata menumpuk hingga Rp84 triliun.
Alih-alih catatkan laba, dalam Laporan Keuangan Kuartal III Tahun 2023 perusahaan ini malah mencatatkan rugi sebesar Rp3,23 triliun.
Sebagai rinciannya, emiten ini tercatat memiliki utang jangka pendek sebesar Rp22,15 triliun.
Adapun liabilitas jangka panjang tercatat menggemuk hingga Rp61,95 triliun, sedangkan rasio utang sudah menggerogoti nilai asetnya perusahaannya.
Sebagai informasi, total nilai aset yang dimiliki oleh Waskita Karya pada dasarnya sebesar Rp96,53 triliun.
Baca Juga: AC Milan Siap Rebutan Gaet Bek Murah Meriah dari Liga Prancis di Bursa Transfer 2024
Jika dibandingkan dengan besaran utang yang begitu jumbo, maka nilai utang perusahaan setidaknya setara dengan 87,09 persen dari aset WSKT.
Sementara dengan total ekuitas perusahaan sebesar Rp12,43 triliun maka rasio utangnya 7 kali lipat.
Kondisi tidak menyehatkan inilah yang membuat emiten ini berkomitmen merampungkan restrukturisasi utang.
Restrukturisasi utang dan perencanaan untuk memasukkan emiten ini ke dalam perusahaan BUMN lainnya adalah langkah yang dipilih Waskita Karya.
Hal ini lantaran menjadi upaya perusahaannya untuk menyelamatkan kinerja keuangan yang tampak kian menurun selama setahun terakhir.
Lantas, perusahaan BUMN apa yang disebut bakal jadikan Waskita Karya sebagai anak perusahaannya?
Perusahaan tersebut adalah PT Hutama Karya, emiten yang juga bergerak di bidang jasa konstruksi terutama pengerjaan infrastruktur seperti jalan tol.
Jadi usai restrukturisasi WSKT rampung, perusahaan ini diproyeksikan akan menjadi anak BUMN Hutama Karya demi menyelamatkan perusahaan dari lilitan utang yang menggunung.
Sebagai informasi tambahan, pada 30 September 2023, perusahaan ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp7,81 triliun dengan rinciannya sebagai berikut.
Pemasukan Waskita Karya sejauh ini terbesar berasal dari proyek yang berkaitan dengan jasa konstruksi dengan nilai pendapatan medominasi Rp6,3 triliun dari total pemasukan perusahaan.
Selain itu ada pula hasil penjualan precast, pendapatan dari jalan tol, properti, revenue hotel, penjualan infrastruktur, dan sewa gedung atau alat.
Adapun pendapatan dari pihak ketiga yang paling besar bagi WSKT adalah dari Kementerian PUPR dengan sumbangsih pembayaran sebesar Rp2,24 triliun.
Selain itu dari BPJT – PT Waskita Sriwijaya Tol yang juga turut menyumbangkan pendapatan perusahaan hingga Rp1,21 triliun.
Meski dalam kondisi keuangan seperti ini, perusahaan BUMN ini masih getol menggarap proyek pemerintahan dan proyek lainnya.
Terbukti WSKT mampu memenangkan nilai kontrak baru di IKN Kalimantan Timur senilai Rp6,7 triliun.
Adapun sepanjang tahun 2023, pihaknya mencatatkan mencatat setidaknya ada 90 proyek yang telah digarap oleh perusahaannya.
Demi mempercepat pemulihan kinerja keuangannya, pihak Waskita Karya mengambil langkah khusus.
Langkah tersebut meliputi sentralisasi procurement, engineering, dan terapan lean construction saat menjalankan proyeknya, sebagaimana dikutip inNalar.com dari siaran pers perusahaannya pada 20 November 2023.***