Saudara Jauh Indonesia Ternyata Ada di Amerika Selatan, Fasih Bicara Bahasa Jawa


inNalar.com – 
Pada umumnya kita mengenal wilayah Amerika dalam kehidupannya menggunakan bahasa inggris dalam berkomunikasi.

Tetapi hal unik terjadi di Negara Suriname yang berada di timur laut Amerika Selatan yang berbatasan langsung dengan Brazil selatan, Guyana di Prancis, dan Guyana di Barat. 

Negara Suriname menjadi salah satu negara terkecil yang ada di Amerika Selatan. Hal ini tercermin dari wilayah dan populasinya yang kecil. Ibu kota Negara Suriname adalah Kota Paramaribo. 

Baca Juga: Bernuansa Vibranium Black Panther, Goa Eksotis di Pacitan Vibesnya bak Wakanda di Dunia Nyata

Kenapa bisa disana mereka fasih menggunakan bahasa jawa, berikut penjelasannya

Dalam sejarahnya pada awalnya Negara Suriname diisi oleh kelompok pribumi, tetapi pada abad ke 17 menjadi koloni Belanda. Lalu datanglah budak-budak dari afrika untuk diperkerjakan di perkebunan kopi, gula, dan kapas.

Pada tahun 1863 sistem perbudakan dihapus menjadi sistem kontrak dengan mendatangkan pekerja dari Indonesia (khususnya dari jawa), India, dan Tiongkok sebagai pengganti budak-budak sebelumnya.

Baca Juga: Kampung Mati di Wonogiri Suasananya Bikin Ngeri, Warga Hanya Boleh Berkegiatan di Siang Hari!

Sehingga tidak heran apabila sampai saat ini banyak masyarakat suriname yang terlihat seperti suku jawa yang fasih dan masih mengimplementasikan budaya jawa dalam kehidupan sehari-hari. 

Memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan suku jawa membuat komunikasi Jawa Suriname masih tetap dipertahankan hingga saat ini.

Karena sejarah tersebut menyebabkan di negara ini terdapat banyak kelompok etnis, mulai dari Afrika, Jawa, Hindustan, Tionghoa, Eropa, dan Pribumi Amerika Selatan. 

Baca Juga: Menilik Kecantikan Wanita Dayak yang Mulai Sirna, Tampil Cantik dengan Telinga Panjang

Suriname memiliki bahasa resmi negara, bahasa resminya adalah Bahasa Belanda. Tetapi dalam kesehariannya banyak masyarakat yang menggunakan bahasa Sranan Tongo dan Bahasa Kreol.

Tetapi bagi komunitas jawa suriname masih menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan keluarga di kesehariannya.

Bahasa jawa yang digunakan sedikit berbeda dengan yang kita ketahui, bahasa jawa disana sudah mengalami modifikasi akibat adanya pengaruh bahasa belan dan bahasa lokal. 

Baca Juga: Pemukiman Terkumuh dan Terpadat di Asia Tenggara Bukan di Indonesia Tapi di Negara Ini

Sama halnya dengan di pulau jawa yang sebagian besar menganut agama Islam, di Suriname mayoritas menganut agama Islam.

Mereka juga merayakan hari-hari besar umat muslim, yakni idul Fitri, Idul Adha,dll. Kepercayaan lainnya yang ada disana ialah kristen dan kejawen. 

Keunikan lainnya ialah tradisi Jawa dalam upacara selamatan atau tahlilan, perkawinan adat jawa, sungkeman, temu manten, dan peringatan 40 harian masih terlaksana sampai saat ini. 

Baca Juga: Dikenal Penghasil Warteg, Tegal Juga Jadi Cikal Bakal Martabak: Pelopornya Saudagar India dari Kampung Ini

Selain itu kesenian seperti wayang kulit, tari reog, taro gambyong masih dilestarikan hingga saat ini, bahkan sampai ikut serta dalam festival budaya. 

Makanan tradisional jawa seperti bakso, soto ayam (Saoto Soup), lontong, nasi goreng, dan bakmi (bami) masih menjadi hidangan favorit masyarakat Suriname. 

Sumber utama perekonomian disana berasal dari sektor pertambangan, seperti tambang emas, minyak bumi, dan bauksit. Sektor lainnya ialah pertanian dan perhutanan. 

Menjadi negara dengan wilayah hutan terbesar di dunia, negara ini hampir 90% tertutup oleh hutan hujan tropis yang lebat.

Maka tidak heran apabila di negara ini memiliki spesies unik flora dan fauna, salah satu yang terkenal adalah Taman Nasional Brownsberg yang menjadi tujuan wisata. 

Di atas adalah penjelasan tentang hubungan suriname dengan jawa dan keunikannya. (***Gebriel Hemas)

 

 

Rekomendasi