

inNalar.com – Desa Muara Enggelam yang terletak di Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menarik perhatian publik.
Muara Enggelam menjadi desa unik karena satu-satunya di Indonesia yang berada di atas air dan tanpa daratan.
Desa ini dikelilingi oleh perairan yaitu danau yang bernama Danau Melintang. Karena itulah, berbagai bangunan di kawasan desa ini dibangun secara terapung.
Baca Juga: Terpencil di KM 0 RI, Pulau Terluar Sulawesi Utara Ini Pernah Jadi Rebutan Filipina-Malaysia
Terdapat 2 rute perjalan yang bisa ditempuh jika ingin menuju ke desa unik ini.
Pertama, dengan melewati jalur Kota Bangun, dengan menggunakan mobil dari Tenggarong ke Kota Bangun dibutuhkan sekitar 2 jam waktu tempuh. Kemudian, dilanjutkan dengan menggunakan perahu selama 2 jam menuju Desa Muara Enggelam.
Jalur kedua dengan melewati Muara Muntai. Kurang lebih butuh waktu 3 jam menggunakan mobil dari Tenggarong menuju Muara Muntai. Kemudian, dari pemberhentian Desa Kuyung atau Oloy kita akan naik perahu kurang lebih 1 jam menuju Desa Muara Enggelam.
Baca Juga: Salah Tapak Pindah Alam! Desa Terpencil Klaten Ini Bertengger di Tengah Jurang Setinggi 1.158 Mdpl
Dilansir dari youtube Roadtrip Indonesia, kabarnya semua rumah di sini terbuat dari pohon kayu ulin kayu terkuat termahal dan langka yang hanya ada di Kalimantan.
Rumah-rumah di desa unik ini juga dibangun tinggi untuk menghindari air naik atau pasang.
Tidak hanya rumah, bahkan pintu gerbang desa ini juga dibuat kokoh dan tahan dari badai angin karena jika kondisi air pasang atau sedang musim hujan, angin dan ombak di sini cukup kencang.
Baca Juga: Terbengkalai 10 Tahun Lebih, Proyek Kota Mangkrak Rp1,2 Triliun di Lampung Kini Jadi Kebun Singkong
Danau Melintang seluas 11 ribu hektare yang mengelilingi desa tanpa daratan ini letaknya bersebelahan langsung dengan Danau Semayang.
Karena bersebelahan, kabarnya jika air mengalami pasang maka Danau melintang dan Danau Semayang akan menyatu dan danau akan menjadi semakin luas.
Tidak hanya rumah warga, berbagai tempat-tempat umum seperti masjid hingga gerbang masuk juga berdiri di atas air.
Baca Juga: BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Bersiap Support UMKM Tembus hingga Pasar Internasional
Untuk mengatur lalu lintas yang ada di desa ini pun sangat berbeda dengan daratan. Tidak menggunakan lampu traffic light tetapi menggunakan jembatan kayu.
Mereka menggunakan jembatan kayu yang bisa dibuka dan ditutup. Jembatan akan terbuka ketika ada perahu yang lewat dan tertutup saat tidak ada perahu yang akan lewat.
Per 2020, ada sebanyak 747 jumlah penduduk yang berasal dari 178 KK berada di desa ini.
Baca Juga: Gegara Benda Pusaka, Kampung Keramat di Gunungkidul, Yogyakarta Ini Hanya Boleh Dihuni 7 KK
Warga di sana menggunakan perahu sebagai sarana transportasi yang utama, warga Desa Muara ini juga mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
Beberapa jenis ikan tangkapan masyarakat yang banyak diperjualbelikan antara lain seperti ikan jelawat, kendia, biawan, dan haruan.
Kepala Desa Muara Wis, Bapak Jauhar, menyebutkan bahwa Desa Muara Enggelam telah dianugerahi sebagai Desa Wisata Air.
Baca Juga: Bikin Minder Dunia, Tiga Negara Asia Pilih Numpang Hidup di Pulau Terbesar ke-2 di Indonesia
Selain itu, desa unik ini juga mendapat award dalam lomba Festival Gapura Cinta Negeri tahun 2019.
Potensi hebat yang dimiliki desa ini tidak dibiarkan begitu saja. Pemerintah setempat telah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk terus memajukan desa ini dan mengembangkannya menjadi destinasi wisata yang lebih menarik.*** (Aliya Farras Prastina)