

InNalar.com – Terdapat salah satu bandara terbesar di Indonesia yang dibangun melalui dana hutang.
Letak bandara itu ada di Sumatera Utara yang juga berfungsi untuk melayani penerbangan masyarakat di Medan.
Adapun nama dari infrastruktur pesawat tersebut adalah Kualanamu, yang juga menggantikan bandar udara Polonia.
Polonia secara kapasitas sudah tidak mencukupi untuk memberikan layanan masyarakat sekitar.
Apalagi Polonia sendiri juga sudah berusia lebih dari 85 tahun, sehingga harus digantikan dengan yang baru.
Bahkan sebenarnya gagasan untuk memindahkan infrastruktur pesawat dari Polonia ini sudah ada sejak 1992.
Namun saat akan mulai dikerjakan di tahun 1997, ternyata penggarapan bandara pengganti Polonia ini harus diundur.
Sebab di tahun yang sama kala itu Indonesia tengah diterpa krisis moneter, sehingga harus dipikirkan kembali.
Beberapa tahun kemudian tanpa adanya kabar kelanjutan penggarapan bandara baru di tempat tersebut, akhirnya inisiatif untuk membangun infrastruktur itu mulai muncul kembali.
Bagaimana tidak, pada bulan September 2005 saat itu terjadi kecelakaan pesawat Mandala Airlines yang sampai membuat beberapa warga di sekitar bandar udara Polonia tewas.
Tidak hanya itu, karena ternyata Gubernur Sumatera Utara kala itu juga ikut meninggal, karena pemukiman warga yang terlalu dekat dengan Polonia.
Dilansir InNalar.com dari laman angkasapura, akhirnya setelah terjadi kejadian naas tersebut, akhirnya dibangunlah bandara Kualanamu, di kabupaten Deli Serdang guna membantu layanan penerbangan di Medan.
Meski saat ini jadi yang terbesar ke-3 di Indonesia, ternyata bandar udara ini dibangun melalui dana hutang dari luar negeri.
Karena untuk membangun infrastruktur pesawat tersebut, Indonesia meminjam sebesar USD 225 juta ke luar negeri.
Namun tidak berhenti disitu saja, karena Angkasa Pura juga memberikan dana tambahan sebanyak Rp1,2 triliun untuk membangun fasilitas yang ada pada bandar udara Kualanamu.
Sedangkan untuk fasilitas udara yang diperlukan, anggaran itu diambil dari dana hutang dari luar negeri tersebut.
Saat ini diketahui luas untuk bandar udara Kualanamu sendiri yaitu sebesar 1.365 hektar yang akan berfungsi untuk memberikan layanan penerbangan masyarakat Medan.
Akan tetapi saat menilik sejarah, ternyata bandara baru yang ada di Sumatera Utara ini harus mengubah perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.
Baca Juga: Usung Tema ‘Kuat & Hebat’ di Usia 128 Tahun, Ini 10 Pencapaian Fantastis BRI!
Saat membangunnya pun terbilang cukup lama, karena digagas sejak 1992 dan akan digarap tahun 1997 namun urung karena adanya krisis moneter.
Akhirnya setelah terjadi kecelakaan pesawat pada tahun 2005 seperti yang dijelaskan di atas, gagasan untuk membangun bandar udara terbesar ke-3 ini mulai muncul kembali.
Berlanjut pada tahun 2007, konstruksi pembangunannya segera dimulai, usai membebaskan beberapa hektar lahan warga.
Baca Juga: HUT ke-128 BRI, Nasabah Bisa Nikmati Promo Meriah di Berbagai Merchant
Selama pembangunan konstruksi pada infrastruktur pesawat itu pun bahkan sempat molor atau dihentikan sementara.
Molor yang terjadi pada pembangunan infrastruktur pesawat itu terjadi selama kurang lebih 1 tahun, guna menghemat anggaran yang harus dikeluarkan untuk membangun bandar udara ini.
Tapi justru karena molor selama 1 tahun itulah yang membuat anggaran yang dikeluarkan bisa hemat sampai Rp 700 miliar.
Baca Juga: Telan Anggaran Rp180,9 Miliar, Flyover di Jawa Tengah Ini Bakal Jadi Pintu Gerbang Kota Semarang
Sementara itu untuk membangun bandara Kualanamu di Sumatera Utara yang jadi terbesar ke-3 di Indonesia ini, totalnya adalah menghabiskan Rp 5,8 triliun. ***