
inNalar.com – Di tengah gencarnya era persaingan teknologi global, Pemerintah Indonesia berani menggaet Rusia dalam mengambil langkah terbarunya.
Pemerintah RI dikabarkan menjalin kerja sama dengan Rusia dalam rangka mendorong adopsi jaringan 5G nasional.
Kerja sama pembangunan jaringan 5G ini diharap mampu mendorong kemerataan akses informasi di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Baca Juga: Cek bsu.kemnaker.go.id untuk Pencairan BSU 2025 Rp600.000, Pastikan 3 Hal Ini Terpenuhi
Kerjasama tersebut telah resmi dijalin pada Kamis, 19 Juni 2025 di Moskow. Kolaborasi di antara kedua negara disepakati berlaku hingga lima tahun ke depan.
Meutya Hafid, selaku Menteri Komunikasi dan Digital RI, menyampaikan bahwa Rusia berhasil membangun ekosistem internet murah dan merata.
Melihat hasil Kerjasama tersebut, Indonesia berencana akan mengadopsi biaya tarif dan teknologi yang biasa digunakan Rusia.
Baca Juga: Aturan Tambang Nikel Dilanggar, 4 Pulau Kecil di Raja Ampat Berpotensi Kena Getahnya
Perkembangan teknologi tidak hanya fokus terhadap adopsi jaringan 5G, akan tetapi fokus pada teknologi digital, pengembangan keamanan siber, dan perlatihan sumber daya manusia.
Yaitu dikenal dengan biaya langganan internet kisaran dari Harga Rp95.000-Rp160.000 per bulan, yang pastinya terbilang cukup lebih murah jika dibanding langganan wifi tetapi masih menggunakan jaringan 4G.
Internet cepat dan murah kini telah menjadi harapan semua masyarakat, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah 3T.
Harapannya langkah baru Pemerintah Indonesia menggaet Rusia dalam membangun jaringan 5G di daerah 3T menjadi babak baru dalam sejarah pemerataan digital Indonesia.
Jika memang benar-benar proses ini berjalan secara konsisten dan transparan, agar inklusifitas negara ini dapat berjalan dengan baik.***(Ahmad Nuryogi Ardiansyah)