Rumah Sakit Terakhir di Gaza Berisiko Runtuh Gegara Penutupan Penyeberangan Rafah, IDF Meningkatkan Jumlah Pasukan?

inNalar.com – Rumah Sakit terakhir yang tersisa di Gaza kini berada dalam risiko yang cukup besar.

Risiko tutupnya rumah sakit terakhir di Gaza disebabkan oleh penutupan penyeberangan Rafah telah menghalangi masukan bahan bakar yang diperlukan.

Bahan bakar tersebut digunakan untuk menjalankan generator di pusat kesehatan.

Baca Juga: Dulu Muridnya Cuma 3 Anak, Kini Sekolah Termahal di Oman Ini Berhasil Menangkan Penghargaan Internasional

Pasien-pasien di sana menjadi tidak terawat terlebih banyak yang anggota tbuhnya diamputasi akibat ledakan bom.

Selain itu, banyak pula pasien yang mengalami infeksi dan luka baring karena kurangnya antibiotik dasar dan obat-obatan.

Diperkirakan bahan bakar akan habis pada hari Sabtu dimana mesin pendukung kehidupan yang sangat diperlukan akan mati.

Baca Juga: 7,95 Persen Siswinya Lanjut ke Oxford, SMA Terbaik di UK Ini Khusus untuk Wanita: Cuma Bisa Tampung 560 Peserta Didik!

Kini, situasinya sangat kritis dan daerah perbatasan tersebut menjadi satu-satunya koridor kemanusiaan yang dilalui berbagai bantuan.

Jika lintasan koridor kemanusiaan di Rafah tidak dibuka, maka 2,2 juta jiwa yang tersisa tidak memiliki rumah sakit sama sekali.

Disisi lain, pasukan pertahanan Israel dengan cepat meningkatkan jumlah pasukannya pada tanggal 5 hingga 12 Mei.

Baca Juga: Fasilitas High Class, Biaya di Sekolah Termewah se-Jawa Barat Ini Setara Harga Mobil: Setengah Miliar Lewat!

Mereka mengirimkan dua divisi untuk membersihkan Hamas di Rafah timur dan Jabalya.

Rafah Timur berada di sepanjang perbatasan Mesir, dan merupakan kawasan sensitif karena potensi pertentangan dari AS dan Mesir.

Sementara itu,Jabalya berada di Gaza utara dan sebelumnya dibersihkan oleh IDF pada bulan Desember.

Baca Juga: Masuknya Rp35 Juta, Sekolah Islam di Cianjur Ini Terapkan Pembelajaran Futuristik: Biaya dan Fasilitas Worth It!

Operasi ketiga yang lebih kecil juga dimulai di pinggiran kota Zaytun, kota Gaza.

Berbagai operasi tersebut didukung oleh kendali Israel atas koridor Netzarim yang membentang di Gaza, memotong Kota Gaza dari Gaza tengah dan memberi pasukan IDF akses yang lebih mudah ke daerah-daerah seperti Zaytun.

Keputusan untuk kembali ke Jabalya menimbulkan keheranan di Israel karena IDF sudah membersihkan wilayah tersebut dan sekarang jelas betapa cepatnya Hamas mendapatkan kembali kendali.***

 

 

Rekomendasi