

inNalar.com – PT Kayan Hydro Energy saat ini tengah membangun mega proyek PLTA Kayan di Kalimantan Utara.
PLTA Kayan sendiri diproyeksikan dapat menopang kebutuhan sumber energi listrik di kawasan industri daerah setempat.
Adapun kapasitasnya bisa mencapai 9.000 mega watt untuk pembangunan tahap pertama.
Kemudian diklaim sebagai pembangkit listrik tenaga air terbesar se-Asia Tenggara.
Melansir dari Antara, pembangunan untuk tahap 1 akan berakhir di tahun 2028.
Untuk nilai investasi yang digelontorkan sendiri hingga US$17,8 miliar.
Jika dikonversikan ke kurs rupiah maka setara dengan Rp275,9 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS).
Sementara untuk tahap kedua ditargetkan mampu menghasilkan sebanyak 1.200 mega watt.
Serta tahap ketiga dan keempat masing-masingnya 1.800 mega watt.
Lalu yang terakhir tahap kelima yakni 3.300 mega watt.
Khaeroni selaku Direktur Operasional Kayan Hydro Energo menjelaskan bahwa bendungan 1 Kayan mampu menghasilkan 9.000 MW.
Sebagian besar energi listrik tersebut akan masuk ke kewasan industri.
Termasuk kawasan Ibu Kota Negara atau IKN yang berlokasi di Kab. Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Sedangkan untuk besaran tegangan yang disuplai nantinya pun akan mengikuti arahan dari pemerintah.
Terlebih, IKN nantinya diharapkan sebagai kota masa depan yang bebas pencemaran dari emisi karbon.
Baca Juga: Shopee Live dan Shopee Video Jadi Fitur Favorit Pengguna-Penjual di Shopee 12.12 Birthday Sale
Presiden juga berharap bahwa di ibu kota baru tersebut menerapkan green energy.
Tidak lain yakni dengan memanfaatkan PLTA ini untuk mendukung kebutuhan listriknya.
Nantinya, PLTA Kayan juga akan menyalurkan untuk kawasan industri hijau di Kalimantan Utara.
Ia mengungkapkan bahwa 9.000 MW tersebut juga sebenarnya dapat menaungi se-Kalimantan.
Hingga saat ini, perusahaan tersebut telah mengantongi perizinan.
Proyek besar ini sendiri memang mengalami sejumlah kesulitan dalam membangun bendungan 1.
Seperti lokasinya yang ada di sisi hulu Sungai Kayan dengan arus cukup deras.
Tidak hanya itu, proyek tersebut juga berada di hutan sehingga untuk menuju kesana juga butuh tenaga ekstra.
Terlebih pengangkutan materai hanya bisa dilakukan melalui sungai.
Ketika terjadi kekeringan air maka tentu tidak dapat dilakukan mobilisasi.
Kemudian saat air pasang maka baru bisa dilakukan mobilisasi.
PLTA Kayan tahap 1 nantinya ditargetkan rampung pada 2027 sehingga dapat segera beroperasi paling lambat 2028.
Pembangunan proyek PLTA Kayan ini juga memakai bahan material berupa batu, besi, hingga pasir dari daerah lokal.
Tentu sudah tidak perlu melakukan impor karena dari Kalimantan dan pulau sekitar saja sudah mampu mencukupi.***