

inNalar.com – Jembatan di Padang Pariaman ini sempat mendapat banyak sorotan warga Sumatera Barat (Sumbar).
Pasalnya, Jembatan Kayu Gadang yang berada di Padang Pariaman, Sumatera Barat ini baru dipugar dan digunakan pada Agustus 2021, tetapi roboh di Bulan Mei 2023.
Pemugaran tersebut dilakukan sebelumnya, karena jembatan di Padang Pariaman ini juga sempat jeblos lantaran sudah berusia sepuh.
Robohnya infrastruktur ini pada 2017 lalu telah membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan dana hibah sebesar Rp25,4 miliar guna dibangun jembatan yang baru.
Imbas ambruknya Jembatan Kayu Gadang di Padang Pariaman, Sumatera Barat ini, para warga yang tinggal di daerah Lubuk Alung perlu memutar arah hingga 10 kilometer untuk menyeberangi Sungai Batang Anai.
Ironisnya, melansir dari laman BPK Sumatera Barat, pembangunan jembatan ini disebut menjadi proyek percontohan.
Bahkan dalam proses pembangunannya, perwakilan dari tim BPK mengambil sampel guna menguji kualitas hasil pengerjaan infrastruktur tersebut.
Namun ternyata kekuatan Jembatan Kayu Gadang ini masih belum mampu menahan derasnya aliran Sungai Batang Anai saat meluap akibat curah hujan yang tinggi.
Pengguna jalan dari daerah Nagari Balah Hilir dan Nagari Sikabu, serta Korong Koto Buruak tidak bisa lewat sebab akses terputus.
Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Diduga penyebab rubuhnya jembatan dikarenakan aliran air Sungai Batang Anai yang sangat deras.
Diketahui infrastruktur yang melintasi sungai di Padang Pariaman ini panjangnya mencapai 102 meter dan lebarnya 7 meter.
Kayu Gadang Sikabu ini merupakan jembatan terpanjang di Padang Pariaman diketahui roboh pada Minggu, 7 Mei 2023.
Usai kabar ambruknya jembatan tersebut, Bupati Suhatri Bur kala itu langsung menggelar rapat koordinasi pada esok harinya Senin, 8 Mei 2023.
Adapun tindak lanjut dari ambrolnya Jembatan Kayu Gadang tersebut, pihak Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman langsung bergerak cepat mengajukan perbaikan infrastruktur tersebut.
Diharapkan jembatan tersebut dapat kembali menjadi ikon termegah Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Pasalnya, Kayu Gadang Sikabu ini memiliki ciri khas komponen kuning merah di pinggiran jalannya.
Selain itu yang paling penting adalah fungsi jembatan bisa kembali membuka keterisolasian warga di kedua dataran yang terpisah oleh aliran sungai tersebut.***