

inNalar.com – Sebagai pusat kegiatan ekonomi, Ibu kota Indonesia yaitu Jakarta memiliki tantangan besar dalam hal mobilitas dan konektivitas.
Infrastruktur pun menjadi hal penting di Jakarta. Tidak heran Pemerintah RI bergerak cepat membangun berbagai moda transportasi yang salah satunya adalah jembatan lengkung ini.
Jembatan lengkung yang dibangun untuk LRT Jabodebek ini diharap menjadi alternatif paling jitu agar para penduduknya tidak lagi terjebak kemacetan ibukota.
Namun tahukah, jembatan tersebut seketika menjadi perhatian nasional bahkan dalam skala internasional.
Sebagai informasi dahulu, jembatan ini merupakan bagian dari Proyek LRT Jabodebek, berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan.
Menghebohkan publik sebab infrastruktur ini dikenal sebagai jembatan terpanjang di dunia, memiliki panjang 148 meter tanpa ada tiang penyangga di tengahnya.
Didesain oleh Arvilla Delitriana, seorang insinyur wanita di Institut Teknologi Bandung dan jembatan ini mendapatkan dua rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Pembangunan yang dilakukan oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menghabiskan anggaran sekitar Rp 32,5 triliun. Untuk jalur LRT sebesar Rp 10,48 triliun, pembangunan sebanyak Rp 3,71 triliun dan untuk fasilitas serta trackwork mencapai Rp 6,55 triliun.
Jembatan panjang LRT yang memiliki empat level ketinggian, yaitu berada di atas underpass, jalan arteri dan fly over. Dibangun dengan tingkat lalu lintas yang tinggi.
Dikutip oleh inNalar.com dari Channel Youtube adhikaryaID, mengenai jenis metode yang digunakan terdapat 4 jenis.
Terdapat tiga rancangan yang dibuat oleh Prancis, yaitu Steel box girder dengan metode Incremental Launching, Cable Stayed dan Concrete box girder balanced cantilever dengan kolom di tengah.
Dan satu rancangan dari Indonesia, yaitu concrete box girder balanced cantilever dengan bentang utama 148 meter.
Rancangan dari Indonesia ini sangat lah sesuai, dilihat dari segi waktu, biaya, mutu dan keselamatan dan estetika yang paling sesuai.
Metode sesuai dengan kerumitan lokasi yang tidak memungkinkan adanya kolom di bagian tengah jalan.
Untuk konstruksi yang digunakan dalam jembatan tersebut adalah From Traveller (Cast In Situ) dengan kapasitas 240 ton dan untuk beratnya sekitar 20 ton.
Jembatan Lengkung yang sangat panjang ini melintasi jalan raya yang tidak bisa disentuh tiang sama sekali. Hal itulah yang membuat tingkat kesulitan semakin rumit.
Seperti panjang jembatannya dan lengkungan yang akan semakin sulit perhitungannya, karena tiap tahapan tersebut akan terjadi perubahan gaya-gaya secara dinamis.
Salah satu kesulitan pembangunan struktur LRT Jabodebek adalah lokasi proyek yang berada di wilayah dengan tingkat mobilitas tinggi.
Sehingga pengerjaan hanya bisa dilakukan pada window time, yaitu dari 11 malam – 4 dini hari.
Pengerjaan memakan waktu selama 10-14 hari, dimulai dari pengecoran sampai stressing yaitu proses pemberian tegangan material seperti beton, sebelum beban diterapkan.***