RI Kebut Hilirisasi Tambang, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan Sebut Dominasi TKA di Proyek Ini Hanya 15 Persen Saja, Benarkah?

inNalar.com – Luhut Binsar Pandjaitan merupakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves RI.

Luhut mengungkapkan bantahannya mengenai proyek hilirisasi industri pertambangan di Indonesia yang didominasi oleh tenaga kerja asing atau TKA.

Menurutnya, jumlah tenaga kerja asing ini sendiri hanya berkisar antara 10 hingga 15 persen saja.

Baca Juga: Duet Inalum-Antam di Proyek Bauksit, Smelter Alumina di Mempawah Kalimantan Barat Ini Diramal Hematkan Devisa hingga USD 200 Juta, Progresnya…

Ia mengatakan bahwa adanya tenaga kerja ini mau tidak mau harus dilakukan. Mengingat untuk awal pengoperasian teknologi hingga sumber daya manusia di tanah air masih belum mampu melakukannya.

Melansir dari Antara, ia memastikan bahwa porsi penggunaan tenaga kerja luar negeri ini bisa menurun. Terlebih jika adanya pelatihan sumber daya manusia atau SDM lokal di Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memang tidak memiliki kualitas manusia yang bisa mengatasi pekerjaan teknologi industri hilirisasi di bidang pertambangan.

Baca Juga: Inter Milan Pusing Tujuh Keliling, Agen Lautaro Martinez Beri ‘Tamparan Keras’ di Bursa Transfer Kali Ini

Tentu nantinya akan berkurang secara bertahap apabila sudah dilakukan pelatihan maupun training kepada SDM tanah air.

Luhut juga menyampaikan bahwa saat ini sudah didirikan Politeknik Industri Logam Morowali di Kab. Morowali, Sulawesi Tengah atau Sulteng.

Adapun tujuan pendiriannya adalah untuk memenuhi tenaga kerja industri tanah air yang jauh lebih kompeten.

Baca Juga: Telan Cuan Rp1,6 Triliun, Bendungan Baru di Sulawesi Selatan Ini Digadang-gadang Bisa Layani Irigasi Seluas 6.188 Ha

Ia mengatakan bahwa mahasiswanya pun ada yang dikirim langsung ke China untuk menggali ilmu. Sekarang pun telah menjadi bagian dari pembangunan proyek smelter di daerah setempat.

Kemudian ia juga menjelaskan bahwa adanya politeknik ini sudah sangat bagus. Guru-guru kelasnya pun berasal dari berbagai lembaga pendidikan.

Seperti UI hingga ITB untuk mengajar kemudian bisa langsung praktik di industri. Sedangkan mahasiswa yang dikirimkan ke China bisa langsung belajar teknologi yang lebih advance.

Baca Juga: Habiskan Dana Senilai Rp60 Miliar, Pabrik Baru PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk di Surabaya Ini Belum Beroperasi Meski Telah Rampung

Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa hal ini menjadi satu bagian dari pembangunan proyek smelter yang ada di Sulawesi Selatan.

Tentang Politeknik Industri Logam Morowali (PILM)

Melansir dari laman PLIM, perguruan tinggi ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berdiri di bawah naungan Kementerian Perindustrian.

Baca Juga: Reduksi Emisi 104.000 Ton CO2e, Proyek PLTS Kapasitas 50 MW di IKN Kalimantan Timur Ternyata Telan Biaya Jumbo, Gunakan Sistem Kabel Tak Terlihat?

Lokasinya sendiri ada di Padabaho, Kec. Bahodopi, Morowali, Provinsi Sulterng. Beberapa program studinya seperti Teknik Perawatan Mesin, Teknik Kimia Mineral, serta Teknik Listrik dan Instalasi.

Kehadirannya bertanggung jawab langsung ke Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI).***

Rekomendasi