

inNalar.com – Hari Ulang Tahun atau HUT DKI Jakarta 496 merupakan gelaran pesta yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Pesta rakyat ini bisa menjadi momen refleksi kita untuk menelusuri kembali jejak sejarah kota ini.
Pasalnya, HUT DKI Jakarta 496 ini tidak mungkin terlepas dari rangkaian peristiwa yang terekam dalam perjalanan sejarah Ibu Kota Negara Indonesia sebelumnya.
Sudah siapkah kita merayakan sekaligus memaknai HUT DKI Jakarta 496? Mari kita telusuri kembali sejarah kota ini agar kita bisa lebih memahami perjalanan panjang yang telah dilalui oleh Kota Batavia dalam mencapai posisinya sekarang.
Sejak abad ke-16, dinamika masyarakat yang sangat khas dari Kota Jakarta adalah keharmonisan masyarakat yang berasal dari beragam etnis, suku, dan budayanya.
Kondisi tersebut terlihat dari banyaknya peninggalan bangunan kuno dengan keberagaman arsitektur kolonialnya seperti yang bisa kita lihat pada Museum Fatahillah, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Istana Merdeka, Gedung Joang 45, dan lain-lain.
Pada mulanya, Kota Jakarta, merupakan sebuah pelabuhan utama Kerajaan Sunda, setelah Pangeran Fatahillah berhasil mengambil alih tempat tersebut pada 22 Juni 1527 yang mulanya menjadi pusat perdagangan kolonialis Portugis.
Setelah Pangeran Fatahillah berhasil menduduki pelabuhan yang marak disebut dengan Sunda Kalapa itu, ia pun merubah namanya menjadi Jayakarta.
Tanggal penyerangan itulah yang kemudian ditetapkan menjadi HUT DKI Jakarta yang berlangsung hingga usianya yang ke-496 kini.
Baca Juga: 5 Cara Mengecilkan Pori-Pori Wajah Secara Alami, No Budget dan Pastinya Aman Banget
Namun, masih di abad yang sama, kolonialis Belanda pun datang dan mengambil alih kekuasaan wilayah Jayakarta, serta mengganti nama pemberian Pangeran Fatahillah itu menjadi Kota Batavia.
Pada tahun 1928, peristiwa Kongres Pemuda menjadi titik balik Kota Batavia menjadi pusat pergerakan nasional. Kondisi kian menghadapi tantangannya saat Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942 – 1945.
Hingga akhirnya nama Kota Batavia pun berubah menjadi Jakarta. Penamaannya pun bertahan hingga diproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
Baca Juga: Kenali Apa itu Mitosis, dan Bagaimana Proses Pembelahannya? Mari Pelajari Lebih Lanjut!
Sejak itu pula Kota Jakarta menjadi pusat pemerintahan yang mengatur berbagai urusan kenegaraan.
Kemudian, pada tahun 1966 Kota Jakarta akhirnya ditetapkan menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Kota ini berkembang pesat menjadi pusat bisnis, hingga semakin banyaknya negara sahabat pun membuka kedutaannya di sini.
Namun, siapa sangka bahwa pada 18 Januari 1958, Kota Jakarta sempat menjadi daerah otonom bernama Kotamadya Djakarta Raya di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Namun, setahun setelahnya status kota tersebut kembali menjadi daerah provinsi. Lalu, pada tahun 1961, disematkan gelar Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) pada kota ini.
Sampai pada tahun 1964, Kota DJakarta Raya resmi menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia yang bernama Jakarta.
Pada akhirnya, 30 Juli 2007 menjadi momen puncak ditetapkannya DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara sekaligus berstatus sebagai daerah otonomi khusus Ibu Kota.***