

inNalar.com – Kinerja keuangan Pertamina bisa dibilang moncer, karena tahun 2022 berhasil tutup buku dengan torehan pendapatan hingga 84,8 juta USD.
Optimisme di tahun 2023 semakin besar dengan tambahan kabar gembira mengenai temuan cadangan minyak terbaru di Indramayu dan Bekasi, Jawa Barat.
Performa penjualan minyak dan gas yang positif di tahun sebelumnya tampak mendorong target produksi minyak tahun 2023 pun menjadi cukup ekspansif.
Diketahui target capaian produksi energi vital di tahun ini, menurut RKAP 2023, sebesar 595 ribu barrel of oil per day (BOPD).
Berkaca pada keberhasilan perusahaan yang sukses catatkan produksi minyak di sepanjang tahun 2022 sebesar566 ribu barrel of oil per day (BOPD).
Pencapaian gemilang ini pun juga diikuti oleh kesuksesan Pertamina dalam meraih pendapatan sebesar 84,8 juta USD, nominalnya melesat hingga 47,63 persen dari tahun 2021.
Adapun diketahui pada tahun 2021, memang pendapatan yang berhasil diraih sebesar 57,4 juta USD.
Sumbangan pendapatan terbesar rupanya berasal dari penjualan minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi, dan produk minyak yang dikhususkan di dalam negeri.
Lebih rinci lagi, capaian hasil penjualan tersebut mampu membuat perusahaan migas negara ini mendapatkan 51,8 juta USD.
Sementara pendapatan terbesar keduanya adalah dari poin aktivitas lainnya yang berhasil catatakan pemasukan 17,3 juta USD.
Disusul dengan catatan hasil penjualan ekspor produk migas yang mencapai 9,29 juta USD.
Ditambah lagi ada pemasukan dari penggantian biaya subsidi dari pemerintah yang mencapai 6,29 juta USD.
Secara umum pencapaian kinerja keuangan Pertamina cukup positif dan ekspansif setahun terakhir.
Lantas, bagaimana dengan realisasi produksi minyak di tahun 2023? Rupanya produksi minyak mentah dalam negeri mengalami penurunan performa.
Sehingga tahun ini Pertamina hanya mampu catatkan produksi minyak sebesar 417 ribu barrel of oil per day (BOPD).
Padahal, untuk ruang lingkup produksi domestik sendiri targetnya 442 ribu barrel of oil per day (BOPD).
Meski begitu, pihaknya masih optimis akan ada tambahan produksi dari hasil produksi minyak yang berasal dari aset luar negeri.
Harapannya 139 ribu BOPD mampu meningkatkan capaian produksi minyak di tahun 2023.
Diungkap oleh Direktur Utama PHE, Wiko Migantoro saat temu rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI.
Dibeberkan bahwa pihak Pertamina mengakui adanya kendala integrity di Offshore Southeast Sumatra dan adanya penurunan produksi di Blok Cepu.
Namun dengan adanya proyeksi tambahan minyak dari aset luar negeri, diperkirakan produksi minyak tahun ini tetap meningkat dari realisasi tahun sebelumnya yang mampu menembus 514 ribu BOPD.
Ditambah lagi dengan adanya kabar gembira mengenai temuan sumur baru di Indramayu dan Bekasi di Jawa Barat diharapkan bakal menjadi harapan baru bagi ketahanan energi nasional dalam jangka panjang.***