Raup Pendapatan Rp2,6 Triliun, Perusahaan Batu Bara di Malinau Kalimantan Utara Ini Sukses Gerogoti Pasar Global Berkat Komoditi Khusus

inNalar.com – Perusahaan tambang batu bara yang berbasis di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara yang bernama PT Mitrabara Adiperdana Tbk ini disebut merupakan salah satu emiten terbaik di bidang energi.

Salah satu sisi pemikat dari perusahaan ini adalah produk batu bara yang diklaim ramah lingkungan dan berkualitas tinggi.

Berkat produk komoditi berbasis energi ramah lingkungan yang mampu menarik hati pasar global, emiten yang satu ini membuktikan pencapaiannya melalui torehan pendapatan luar biasa di tahun 2023.

Baca Juga: Susul Gregoria Mariska, Bagas-Fikri Gagal Lolos ke Semifinal BWF World Tour Finals 2023

Merujuk pada laporan keuangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk terbaru per 30 September 2023, diketahui pendapatan yang diraup oleh perusahaan ini mencapai USD 167,9 Juta.

Apabila nominal tersebut disetarakan dalam rupiah dengan penghitungan kurs terkini Rp15.507,15 maka pendapatan yang diraup mencapai Rp2,6 triliun.

Pada tahun 2022 saja, perseroan ini berhasil membukukan penjualan komoditas batu baranya hingga tembus 3,2 juta ton.

Baca Juga: Gregoria Mariska Tunjung Gagal Lolos ke Semifinal BWF World Tour Finals 2023, Ini Alasannya!

Meski sukses di pasar internasional, sebagaimana amanah Pemerintah RI, badan usaha ini tetap mengamankan kebutuhan dalam negeri dengan mengamankan 25,37 persen dari total penjualan batu bara.

Adapun sisanya didistribusikan ke negara tujuan ekspor meliputi Korea Selatan sebesar 31 persen dari total produksi perusahaan ini.

Kemudian 20 persennya disalurkan ke Tiongkok, 12 persen ditujukan untuk Filipina, Polandia dan Selandia baru masing – masing sebanyak 6 persen.

Baca Juga: Benarkah Milenial dan Anak Muda Sulit Beli Rumah? Cek Dulu 5 Tips Efektif Tentang Keuangan Ini!

Masih ada negara lainnya yang juga dipasok energinya oleh emiten berbasis di Malinau ini, yakni Swiss dan Bangladesh masing-masing sebanyak 2 persen.

Sementara Jepang dan Malaysia, keduanya mendapat pasokan energi sebesar 1 persen dari perseroan ini.

Lantas, mengapa produk batu bara perseroan ini diklaim ramah lingkungan?

Baca Juga: Biar Gaji Gak Numpang Bentar di Rekening, Ini 5 Tips Atur Keuangan untuk Sandwich Generation

Perusahaan yang satu ini diketahui memiliki produk batu bara 5700 gar. Alasan mengapa produk ini diklaim ramah lingkungan karena spesifikasinya sebagai berikut.

Dalam produk komoditas energinya, diketahui total mouisture (kadar air secara keseluruhan) sebesar 20 persen.

Kemudian, inherent mouisture (kadar air bawaan) dalam produknya hanya sebesar 12 persen.

Baca Juga: Hasil BWF World Tour Finals 2023: Kalah dari An Se-young, Gregoria Mariska Perpanjang Rekor Buruk

Sementara kadar abu dalam produknya hanya 5 persen dan kandungan sulfurnya pun hanya 0,3 persen.

Melansir dari situs resmi perusahaannya, PT Mitrabara Adiperdana Tbk telah bergerak di bidang usaha pertambangan batu bara sejak tahun 1992.

Area izin pertambangannya melega di Desa Loreh, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.

Baca Juga: Pabrik Gula Terkenal Senilai Rp1,16 Triliun Asal Lampung Ini Pernah Lakukan Hal ‘Gila’ Secara Nasional

Luas lahan konsesi tambangnya tercatat melapang hingga 2.766,25 hektare di daerah tersebut.

Capaian produksi yang cukup progresif dari setiap perusahaan tambang ini tentu sangat menguntungkan geliat ekonomi provinsi Kaltara.

Mengingat capaian ini juga sempat membuat Kaltara berhasil menyumbang 21.419.859 ton pada tahun 2019.***

Rekomendasi