

inNalar.com – Impian Pemprov Sulawesi Utara untuk menguatkan keterhubungan antar wilayah di gugusan kepualauan Talaud semakin bersinar sejak berdirinya Bandara Melonguane.
Keberadaan Bandara di Kepulauan Talaud ini menjadi harapan baru bagi masyarakat Porodisa untuk bisa memaksimalkan potensi wisata alam, seni budaya, dan ekonomi daerahnya agar semakin dikenal luas tak hanya di Sulawesi Utara, melainkan di seluruh Indonesia.
Kab Kepulauan Talaud sendiri berupa daratan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan dan berada tepat di kawasan perbatasan antara Sulawesi Utara dengan negara tetangga.
Dengan alasan letak geografis wilayah itulah yang menjadi alasan strategis Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan RI mewujudkan bandara Melonguane di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Sebagaimana julukan Kepulauan Talaud disebut sebagai Porodisa atau Paradise, yang berarti surga. Gugusan kepulauan di Sulawesi Utara ini memang memiliki banyak potensi surga tersembunyi.
Mulai dari beragam wisata laut terindah di pulau yang eksotis, hingga komoditi unggulan serat pisang abaka yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan uang yang sangat diandalkan oleh masyarakat Porodisa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman PPID Badan Nasional Pengelola Perbatasan, permintaan komoditi unggulan Kepulauan Talaud, yakni serat pisang abaka ini baru mampu dipenuhi 15 persen dari total 600.000 ton per tahunnya.
Perlu diketahui bahwa penggunaan serat pisang abaka ini menjadi sorotan penting, karena produk ini dijadikan sebagai bahan utama uang dollar Amerika Serikat dan uang Yen Jepang.
Tentu ini menjadi bukti perlunya pengembangan fasilitas transportasi yang semakin membuka lebar pintu ekonomi dan memudahkan dukungan Kepulauan Talaud sendiri untuk meningkatkan standar kualitas produknya untuk bersaing secara global.
Bandara Melonguane termasuk dalam jajaran bandar udara kelas III. Lokasinya Tepat berada di sebelah selatan Pulau Karakelang, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Kini, model gaya bangunan Bandara di Kepulauan Talaud ini terlihat modern dengan perpaduan warna putih dan oranye.
Bandara Melonguane ini memiliki fasilitas landasan pacu dengan ukuran 1.600 m x 30 m.
Bandara ini memiliki dua apron dengan ukuran yang berbeda, yaitu Apron A berukuran 60 m x 40 m dan Apron B berukuran 90 m x 60 m.
Dilengkapi dengan fasilitas bandara yang cukup nyaman yang meliputi area terminal keberangkatan, ruang tunggu penumpang, area terminal kedatangan, toilet, dan musholla.
Adapun Bandara Melonguane baru mampu menampung pesawat ATR 72 – 500 dan ATR 72 – 600, atau pesawat berjenis CN – 235.
Dengan potensi ekonomi pariwisata dan komoditi unggulan yang telah mendunia ini, diharapkan bandara di Kepulauan Talaud Sulawesi Utara ini semakin bisa dikembangkan dan menjadi salah satu gerbang utama pembangunan nasional.***