

inNalar.com – Tidak terpilihnya Kalimantan Tengah menjadi lokasi pemindahan ibukota negara rupanya tak membuat provinsi tersebut putus asa.
Semangat Kalimantan Tengah untuk memajukan provinsi mereka telah dibuktikan dengan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Hal tersebut tidak terlepas dari wacana pembangunan gedung tertinggi se-Kalimantan Tengah yang memiliki total 17 lantai.
Dilansir inNalar.com dari berbagai sumber, gedung tertinggi di Kalimantan Tengah bukanlah hotel maupun mall.
Rupanya, pembangunan gedung pencakar langit di Kalimantan Tengah tersebut adalah bagian dari kepemilikan Bank Kalteng.
Pembangunan gedung Bank Kalteng yang direncanakan berlokasi di Tjilik Riwut, Palangka Raya tersebut telah mendapatkan persetujuan.
Diketahui, pembangunannya sendiri tidak menggunakan anggaran daerah dan sepenuhnya ditanggung oleh pihak bank Kalteng.
Oleh sebab itu, belum diketahui berapa besar biaya yang dihabiskan untuk membangun gedung tertinggi di Kalimantan Tengah ini.
Pemerintah provinsi hanya menyediakan lahan untuk pembangunan gedung di mana berada di sekitaran Bundaran Besar Kota Palangka Raya.
Baca Juga: Layaknya Gontor, Pondok Pesantren di Palangkaraya ini Raih Prestasi terbanyak se-Kalimantan Tengah
Luas lahannya sendiri diperkirakan melebihi 5.000 m2 di mana dibangun di atas Kantor KONI Kalteng dan sekitarnya.
Fungsinya sendiri sama seperti gedung bank pada umumnya, hanya saja gedung Bank Kalteng diperkirakan lebih besar dan modern.
Oleh sebab itulah, gedung tertinggi di Kalimantan Tengah ini dianggap layak menjadi pusat perkantoran Kalimantan Tengah.
Selain itu, gedung tersebut diharapkan dapat ditempati kantor yang bergerak di bidang bisnis, perhotelan, hingga perbelanjaan.
Baca Juga: 38,3 Km dari Palangkaraya, Jembatan Tumbang Nusa Jadi yang Terpanjang di Kalimantan Tengah?
Kantor-kantor tersebut yang ada di kawasan Bank Kalteng dapat menjadi kawasan smart building di mana mampu menerapkan komponen kehidupan sehari-hari.
Gedung Bank Kalteng juga akan mengusung desain modern namun tetap mengedepankan kearifan lokal.
Pembangunannya sendiri telah direncanakan pada 2020, namun dipindahkan menjadi tahun 2021 karena pandemi.***