
inNalar.com – Puasa Ramadan bukan hanya ibadah, tapi juga kesempatan emas buat mengatur ulang pola makan dan tentu saja menurunkan berat badan. Di negara-negara Barat, metode diet intermittent fasting yang mirip puasa ini sudah jadi tren besar.
Mereka sengaja menahan lapar selama 16 hingga 24 jam demi tubuh yang lebih sehat dan ramping. Tapi anehnya, kenapa ada orang yang puasanya full sebulan tapi berat badannya bukannya turun, malah naik?
Kalau kamu termasuk salah satunya, mungkin tanpa sadar kamu masih melakukan kesalahan-kesalahan fatal berikut ini. Jangan-jangan kamu pikir asal puasa, otomatis bakal kurus? Oh tidak, tidak semudah itu, Ferguso! Mungkin beberapa hal ini bisa jadi alasannya:
Baca Juga: Puasa Terganggu Gegara Maag? Tenang, 3 Ramuan Sehat dr Zaidul Akbar Ini Bisa Jadi Penyelamat!
1. Berbuka dengan Makanan Tak Bergizi? Selamat, Dietmu Gagal!
Sudah susah-susah puasa lebih dari 12 jam, tapi pas buka langsung balas dendam dengan gorengan, fast food, atau makanan olahan penuh pengawet? Wah, jangan harap timbangan turun, ya!
Tahukah kamu bahwa makanan cepat saji dan olahan bisa menghambat metabolisme? Ini disebabkan karena tubuhmu bukannya membakar lemak, malah menimbunnya lebih banyak.
Jadi, masih mau lanjut berbuka pakai ayam goreng crispy dan burger jumbo? Atau mau mulai makan makanan yang benar-benar bernutrisi seperti protein tanpa lemak, serat tinggi, dan lemak sehat? Pilihan ada di tanganmu.
Ingat! Makan enak itu boleh, tapi kalau ujung-ujungnya malah bikin berat badan naik, apakah itu yang benar-benar kamu mau?
2. Kecanduan Manis? Selamat Datang, Perut Buncit!
Siapa yang bisa menolak godaan es sirup warna-warni dan kolak manis saat berbuka? Tapi sebelum kamu seruput dengan bahagia, coba pikir lagi. Apakah kamu benar-benar haus, atau cuma ‘terhipnotis’ tradisi berbuka yang manis-manis?
Tahukah kamu bahwa pemanis buatan seperti stevia dan aspartam tidak menaikkan gula darah? Tepat sekali, mereka tetap memicu pelepasan insulin alias bikin kamu tambah lapar. Jadi, kalau setelah berbuka kamu masih terus ingin ngemil, salahkan si gula, bukan perutmu.
Pilihannya sederhana: Mau tetap memanjakan lidah dengan makanan manis tapi terus merasa lapar, atau mau mulai berbuka dengan air putih supaya bisa lebih bijak mengontrol kalori?
3. Kurang Tidur? Jangan Kaget Kalau Timbangan Malah Naik!
Merasa berat badan nggak turun padahal sudah makan sehat? Coba cek jam tidurmu. Kalau selama Ramadan kamu kurang tidur, jangan heran kalau badan malah makin melar.
Orang yang tidur kurang dari 6 jam sehari punya risiko obesitas 50% lebih tinggi! Kenapa? Karena kurang tidur bikin hormon lapar ghrelin meningkat, sementara hormon kenyang leptin menurun.
Hasilnya? Kamu bakal gampang lapar dan makin kalap saat berbuka! Belum lagi, kurang tidur bikin kadar kortisol naik—hormon stres yang bikin tubuh menyimpan lebih banyak lemak.
Jadi kalau kamu sering begadang dan bangun sahur dalam keadaan zombie, jangan tanya kenapa berat badan nggak turun!
Baca Juga: Mau Langsing Tanpa Nyiksa saat Puasa Ramadhan? Ikuti Cara Ini Kalau Mau Kurus!
Mau kurus atau mau tetap jadi ‘kantong lemak berjalan’? Tidur yang cukup atau siap-siap terjebak lingkaran setan berat badan yang naik terus?
4. Takut Garam? Padahal Justru Bisa Bantu Diet!
Selama ini garam sering dianggap musuh kesehatan. Tapi tahukah kamu kalau garam justru bisa membantu menurunkan berat badan?
Fakta garam meningkatkan sensitivitas insulin artinya tubuh lebih efisien membakar energi daripada menyimpannya sebagai lemak. Sebaliknya, kekurangan garam malah bikin kamu gampang lemas, sakit kepala, bahkan mual saat puasa.
Jadi, kalau selama ini kamu menghindari garam dengan harapan berat badan turun, stop sekarang juga! Pastikan kamu mengonsumsi garam berkualitas tinggi seperti garam Himalaya atau kaldu tulang untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
5. Karbohidrat Berlebihan? Ya Wajar Kalau Berat Badan Stagnan!
Pernah dengar peternak menggunakan makanan tinggi karbohidrat untuk menggemukkan hewan ternak?
Nah, kalau mereka saja paham efek karbohidrat berlebih, kenapa masih banyak orang yang makannya nasi setinggi gunung lalu berharap bisa kurus?
Kelebihan berat badan lebih banyak dipengaruhi oleh hormon dibanding jumlah kalori. Karbohidrat yang tinggi seperti nasi putih, roti tawar, atau mie instan dapat merangsang produksi insulin, hormon yang bertanggung jawab atas penyimpanan lemak.
Solusi terbaik? Ganti sumber karbohidrat sederhana dengan lemak sehat, yang tidak memicu lonjakan insulin. Alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, atau ikan berlemak bisa jadi pilihan cerdas untuk tubuh lebih ramping tanpa harus tersiksa.
Mau terus makan nasi putih berlebihan dan menyalahkan takdir, atau mulai mengganti pola makan supaya benar-benar kurus?
Kalau sampai sekarang berat badanmu tetap segitu-segitu saja atau malah naik, coba cek lagi kebiasaanmu saat sahur dan berbuka. Apakah kamu masih makan asal-asalan? Masih kecanduan gula? Kurang tidur? Atau terlalu banyak makan karbohidrat?
Baca Juga: dr Zaidul Akbar Sebut Ramadhan Jadi Momentum Reset Tubuh, Muslim Bisa Rasakan Efek Luar Biasa Ini
Puasa seharusnya bisa jadi cara terbaik untuk membentuk pola makan lebih sehat. Jadi, apakah kamu mau terus mengulangi kesalahan yang sama, atau akhirnya mulai bertindak cerdas?
Ingat! Ramadan cuma sebulan. Mau keluar dari bulan suci dengan tubuh yang lebih sehat, atau justru keluar dengan berat badan yang lebih ‘suci’ alias makin besar?***