

inNalar.com – Dalam rangka tingkatkan dunia pariwisata, Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penataan pada Kawasan Waterfront City Panguruan.
Tujuan dari penataan ini adalah untuk menghadirkan kawasan wisata dengan kelas dunia di Danau Toba.
Waterfrotnt City Panguruan sendiri menjadi nama dari destinasi wisata pertama kali yang berfokus dengan membangun dan memanfaatkan air Danau Toba.
Baca Juga: Lintasannya 916 Meter, Jembatan ‘Tulang’ IKN Siap Tembus Balikpapan Lewat Sungai Wain
Pengembangan pariwisata Danau Toba ini sendiri terbagi menjadi tiga tahap, yaitu Tahap Kebangkitan, Tahap Percepatan, dan Tahap Pemantapan.
Tahap Kebangkitan (2020-2025) focus terhadap perubuhan pola piker dengan tujuan perbaikan komitmen dan kontribusi dari pihak pemangku kepentingan.
Tahap tersebut bertujuan untuk penyehatan kondisi lingkungan pariwisata yang ada di Danau Toba.
Baca Juga: Peras APBN Rp3,13 Triliun! Progres Megaproyek Tol IKN Tak Capai Target Gegara Masalah Jembatan
Yang kedua adalah Tahap Percepatan (2026-2035) yang menekankan pada upaya standarisasi kualitasi, diferensiasi produk juga pembangunan berkelanjutan.
Selanjutnya adalah Tahap Pemantapan yang fokus pada integrasi pembangunan pariwisata ke seluruh kawasan Danau Toba juga Provinsi Sumatera Utara.
Penataan Kawasan Waterfront City Panguruan ini dibangun dengan anggaran mencapai Rp 161,5 miliar.
Baca Juga: Lestari Sejak 1634, Kampung di Yogyakarta Cetak Rekor MURI Pengrajin Batik Terbanyak
Alokasi tersebut sekaligus dengan penataan kawasan Panorama Tele.
Dengan wajah baru, kawasan Waterfront City Panguruan dilengkapi dengan instalasi seni yang rancangannya untuk memperkaya pengalaman wisata di Danau Toba.
Instalasi seni yang terdapat di Waterfront City Panguruan adalah Patung Boraspati Tano dan Boru Saniang Naga. Kedua patung tersebut memberi gambaran kebudayaan Batak.
Selain itu ada pula Patung Pustaha dan Syair Tao Toba sebagai representasi kekayaan literatur lokal dan menjadi display batuan geologi Toba yang sifatnya edukatif.
Selain keberadaan instalasi seni, dilengkapi juga dengan atraksi seni air mancur atau “Aek Menari” dan panggung apung “Aek Natio”.
Terdapat pula instalasi seni musik yang diberi nama Aek Margondang yang memperdengarkan musik tradisional Batak.
Kemudian ada juga Taman Rohani dan instalasi Dry Fountain Plaza Rohani yang menjadi ruang refleksi juga tempat spiritual yang menyenangkan.
Kawasan Waterfront City Panguruan juga dilengkapi dengan adanya Galeri Samosir yang menampilkan kekayaan budaya juga sejarah Samosir.
Dan salah satu yang menjadi ikonik di Kawasan ini adalah instalasi seni tradisi “Solu Bolon” juga ukiran totem Batak.
Keberadaan fasilitas modern dan instalasi seni yang kaya akan nilai budaya, Kawasan ini ditata dengan tujuan meningkatkan daya Tarik Danau Toba.
Hal ini dengan tujuan agar Danau Toba menjadi destinasi wisata yang unggul juga menarik wisatawan baik kalangan domestik bahkan mancanegara.
Dengan ini Kawasan Danau Toba diharapkan semakin dikenal bahkan secara Internasional sebagai destinasi wisata dengan kekayaan alam juga budaya.***