Proyeksi Anggarannya Rp10 Triliun, UEA Tertarik Lakukan Investasi Proyek Kereta Bawah Tanah di Bali

inNalar.com – Tidak lama ini terdengar kabar bahwasannya Pemerintah telah merancang pembangunan kereta bawah tanah (subway) di Bali.

Pembangunan kereta bawah tanah (subway) tersebut kabarnya akan menghubungkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai -Central Parkir Kuta-Seminyak dengan Canggu yang berada di Kabupaten Badung, Bali.

Tujuan dari proyek triliunan rupiah di Bali itu sendiri adalah untuk mengurai kepadatan lalu lintas yang terjadi di sana.

Baca Juga: Kucurkan Dana Rp76,6 Miliar, Tambak Udang Seluas 80 Ha di Karawang Jawa Barat Dimodifikasi

Adapun anggaran yang diproyeksikan oleh Dinas Perhubungan untuk pembangunan Subway tersebut adalah sekitar senilai Rp10 triliun.

Baru-baru ini Menteri Energi dan Infrastuktur Uni Emirat Arab (UEA), Suhail Mohamed Al Mazrouei, menyebutkan bahwa pihaknya telah tertarik untuk menanamkan investasi di proyek subway Bali.

Menteri Suhail sendiri mengungakpkan ketertarikannya pada proyek tersebut saat bertemu dengan Menteri BUMN, Erick Thohir dalam pertemuan tingkat menteri UEA dan Indonesia.

Baca Juga: Keruk Biaya Rp3 Triliun, Kalimantan Selatan Bakal Punya Bendungan Baru Tapi Masih Terganjal Masalah Lahan, Target Proyeknya…

Diketahui, pertemuan tersebut terjadi di Hotel Four Seasons Hotel, Jakarta Selatan, tepat pada hari Kamis, 1 Januari 2024 lalu.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman ANTARA, disebutkan bahwa dalam operasional kereta bawah tanah (subway) Bali itu nantinya akan berbeda dengan Moda Raya Terpadu dan Lintas Rel Terpadu atau kereta api ringan yang tiketnya disubsidi pemerintah.

Adapun alasan dari model operasional tersebut adalah karena kondisi mobilitas di sekitar kawasan tersebut dominan untuk pariwisata dan bisnis.

Baca Juga: Sempat Jual Aset Rp275 Miliar Untuk Bayar Utang, Begini Strategi PT Nusa Palapa Gemilang Tbk Bisa Raih Pertumbuhan Kinerja

Sehingga, diperkirakan tiket yang disediakan tidak ada subsidi dari pemerintah.

Selain itu, opsi untuk membangun transportasi publik bawah tanah yang diproyeksikan menelan anggaran triliunan rupiah itu juga menjadi pilihan.

Mengingat, di sepanjang jalan yang ada di kawasan tersebut kondisinya sangat sempit dan padat infrastuktur.

Baca Juga: Berikut Profil Lengkap Irene Red Velvet yang Perbarui Kontrak dengan SM Entertainment

Ada pula masalah terbatasnya lahan dan upaya menjaga keaslian Bali juga menjadikan alasan yang kuat untuk proyek itu.

Diudukung, dengan belum optimalnya pemanfaatan ruang bawah tanah di Bali saat ini.

Sehingga, model kereta bawah tanah (subway) dianggap menjadi pilihan yang tepat. ***

Rekomendasi