

inNalar.com – Proyek pembangunan jembatan Sungai Sambas besar menerapkan Lean and Green construction dengan memanfaatkan limbah.
Bermula dari optimisme perusahaan untuk menjaga pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan, proyek ini akan menggunakan limbah Fly Ash dari PLTU Bengkayang.
Bersumber dari Youtube Adventius Ronald, menurut Ega Yogaswara, selaku project manager mengungkapkan bahwa limbah Fly Ash dari produk PLTU Bengkayang ini selama ini tidak termanfaatkan.
Akhirnya, perusahaan menginisiasi pertama kali untuk penggunaan Fly Ash sebagai bahan substitusi beton.
Penggunaan Fly Ash dari produk PLTU Bengkayang merupakan bentuk sinergi BUMN dengan PT Nindya Karya dan PT PLN
Fly Ash merupakan sisa pembakaran batubara yang sangat halus, kehalusan butiran Fly Ash ini berpotensi terhadap pencemaran udara.
Penggunaan Fly Ash bisa mengurangi panas hidrasi yang terjadi di mana dapat menimbulkan retak atau crack pada beton.
Selain itu Fly Ash akan memberikan pengaruh-pengaruh positif terhadap sifat beton terutama dalam hal durabilitas.
Adapun penerapan Lean and green lainnya di proyek jembatan Sungai Sambas adalah sebagai berikut:
Penerapan tepat guna lahan dengan penghijauan atau pembuatan taman di sekitar area proyek.
Melakukan manajemen konservasi energi dengan penggunaan panel surya sebagai sumber energi terbaru alternatif yang ramah lingkungan.
Manajemen konservasi air dengan pemanfaatan air hujan dan air baku sungai yang di treatment menggunakan alat reverse osmosis sebagai air bersih.
Menerapkan siklus material dengan meminimalkan material kayu seperti pada pembangunan direksi keet dan penggunaan bekisting mock up.
Penggunaan alat berat yang memiliki izin kelayakan dari Disnaker Provinsi dan pelaksanaan pengukuran lingkungan hidup dan lingkungan kerja.
Berdasarkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), PPK Jembatan BPJN Kalimantan Barat, Wido Kharisma, menjelaskan bahwa Proyek Jembatan tersebut dimulai kontrak pada Desember 2021 sampai dengan tahun 2024.
Proyek jembatan Kalimantan Barat ini memiliki nilai Rp 800 miliar rupiah. Jembatan ini diharapkan dapat menjadi konektivitas antar daerah di Kalimantan Barat dengan panjang 2.566,87 m.***