

inNalar.com – Pembangunan gedung olahraga di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan hingga saat ini belum rampung.
Pembangunan yang belum selesai dan tidak sesuai SOP menimbulkan keraguan terhadap pembangunan gor di Kalimantan Selatan.
Pembangunan fasilitas olahraga yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian besar bagi Negara.
Baca Juga: Bikin Rugi Rp1,3 Miliar Karena Korupsi, Arena Termegah di Kalimantan Utara Ini Tutup Permanen
Diduga proses pembangunan gedung olahraga ini ada dikorupsi oleh sejumlah pihak.
Salah satunya oleh Kepala Desa Tandui, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin.
Cara tersebut menjadi bukti bahwa jasa kontraktor yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembangunan sarana olahraga di Kabupaten Tapin Selatan tidak bersertifikat.
Selain itu, tenaga bangunan yang digunakan juga belum memiliki SOP dalam pembangunan sarana olahraga.
Perkiraan kerugian negara dari pembangunan arena olahraga di Kalimantan Selatan sebesar Rp 500 juta.
Uang yang dikorupsi berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tandui tahun 2019.
Anggaran tersebut seharusnya digunakan untuk membangun fasilitas olahraga di Kabupaten Tapin Selatan, namun disalahgunakan.
Sebab, pembangunan arena olahraga di Kalsel merugikan negara karena belum rampung.
Baca Juga: Telan Dana Rp 15,6 M, Islamic Center Lampung Tengah Ini Justru Mangkrak dan Malah Rugi, Kok Bisa?
Informasinya, anggaran yang digunakan untuk kegiatan proyek pembangunan olahraga tersebut berasal dari APBD sebesar Rp 500 juta.
Oknum-oknum tersebut menyalahgunakan anggaran untuk kepentingan pribadi, maka pembangunan fasilitas olahraga tidak tepat sasaran.
Hal ini disebabkan minimnya alokasi anggaran untuk menyelesaikan pembangunan gedung olahraga di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Diketahui, pihak yang menyalahgunakan anggaran yang hendak membangun stadion tersebut membeli tanah untuk keperluan pribadi.
Tempat membeli tanah untuk keperluan pribadi ini terletak di desa setempat di Kabupaten Tapin Selatan.
Penggunaan anggaran yang berlebihan untuk beberapa proyek juga menyebabkan proyek tersebut tidak selesai dan kini kolaps.***