Proyek Pelabuhan Puluhan Triliun Rupiah di Sumatera Utara Gagal, Kondisinya Mengkhawatirkan, Mengapa?

inNalar.com – Pelabuhan merupakan tempat aktivitas terpadat, namun berbeda halnya dengan pelabuhan yang ada di Sumatera Utara ini.

Pelayanan pelabuhan di Sumatera Utara ini justru sepi dan kapal yang bersandar masih memiliki jumlah yang sangat kecil, sehingga kondisinya mengkhawatirkan.

Rancangan di pembangunan pelabuhan di Sumatera Utara ini memiliki kategori Internasional, dana yang dikucurkan untuk pengerjaan pembangunan pelabuhan ini juga tidak sedikit.

Baca Juga: Sedot Dana Rp43 Triliun, Pelabuhan di Sumatera Utara Ini Sepi dan Pembangunannya Sia-Sia, Ternyata Alasannya…

Letak dari pelabuhan ini sendiri berada di Kecamatan Sei Suka Sumatera Utara dan memiliki nama Kuala Tanjung, di sana juga terdapat terminal yang disebut dengan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal dan disingkat dengan sebutan KTMT.

Posisi dari terminal KTMT sendiri menghadap ke arah Selat Malaka yang merupakan sebagai jalur utama dalam pelayaran.

Tidak hanya itu Selat Malaka juga merupakan sebagai akses jalur atau lintasan pelayaran tersibuk yang ada di dunia.

Baca Juga: Tertua Kedua di Indonesia, Pelabuhan di Padang Sumbar Ini Dulu Namanya Diambil dari Ibu Ratu Belanda, Apa Itu?

Perlu diketahui bahwa dermaga KTMT merupakan milik dari perusahaan PT. Prima Multi Terminal atau biasa disingkat dengan sebutan PMT.

Perusahan tersebut merupakan anak usaha dari PT Pelindo Persero, dana investasi yang digunakan untuk biaya penanganan selama pembangunan pelabuhan tersebut mencapai angka Rp43 triliun.

Bahkan pembangunan pelabuhan tersebut memiliki sebuah rancangan sebagai pelabuhan terbesar yang berada di wilayah pada tahun 2023.

Baca Juga: Nilai Kontraknya Rp90,4 Miliar, Program Antisipasi Krisis Pangan di Sumatera Utara Gagal, Benarkah?

Pembangunan pelabuhan di Sumatera Utara ini sudah dilakukan sejak tahun 2015 dan pembangunannya dibagi menjadi empat tahap.

Pengujian pada tahap pertama yaitu lapangan yang dijadikan sebagai tempat penumpukan peti kemas yang memiliki kapasitas hingga mencapai 500.000 TEUs dan juga pembangunan pada tangki timbun.

Selanjutnya pada tahap kedua pembangunan pelabuhan dilakukan di atas kawasan yang memiliki luas hingga 3000 hektar dan menjadikan pelabuhan tersebut sebagai pelabuhan internasional.

Pengerjaan pada tahap kedua dilakukan pada tahun 2016 hingga tahun 2018, selanjutnya tahap ketiga yaitu pada tahun 2017-2019 yang pengerjaannya merupakan pengembangan hub port.

Pada tahap terakhir yaitu tahap keempat dilakukan pada tahun 2021 hingga tahun 2023 yang dilakukan yaitu pengembangan pada kawasan Industri terintegrasi.

Awalnya biaya yang dianggarkan untuk pembangunan pelabuhan di Sumatera Utara ini Rp34 triliun, pada tahap keempat biaya meroket hingga Rp43 triliun.

Melansir dari Ombudsman RI, masih terdapat sarana dan prasarana yang harus dipenuhi dan juga fasilitas yang mendukung supaya pelabuhan di Sumatera Utara menjadi ramai dan dijadikan sebagai sandar kapal-kapal yang berasal dari berbagai negara.***

 

Rekomendasi