

inNalar.com – Bali merupakan bagian daerah di Indonesia yang menjadi kota pariwisata berprestasi karena terus memikat perhatian dunia dengan keindahan alam dan budayanya.
Namun tak cukup dengan itu, Presiden Prabowo Subianto memiliki ambisi yang lebih besar, yaitu menjadikan Bali sebagai “The New Singapore” atau “The New Hong Kong.”
Sebagai langkah nyata, presiden terpilih 2024 itu mendorong pembangunan Bandara baru guna mengefektifkan aktivitas pariwisata dan perekonomian di Bali.
Anggaran senilai Rp 17 triliun akan digelontarkan untuk pembangunan bandara tersebut, yang lebih dikenal dengan sebutan Bandara Bali Utara.
Rencana Pembangunan Bandara Bali Utara
Pada kunjungannya ke Bali, Minggu (3/11/2024), Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk merealisasikan Bandara Bali Utara yang berlokasi di Kabupaten Buleleng.
Dalam pidatonya di Denpasar, ia menyebut bandara ini sebagai simbol transformasi besar yang akan menjadikan Bali semakin bersinar di panggung internasional.
Proyek yang digagas sejak 2015 ini sempat mandek di era Presiden Jokowi akibat sengketa lahan dan penolakan dari berbagai pihak, termasuk Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Namun, Prabowo kembali menghidupkan rencana tersebut dengan visi menjadikan Buleleng, Bali Utara sebagai pusat pariwisata baru, layaknya Bali Selatan.
Anggaran Fantastis dan Dukungan Pihak Swasta
Menurut data dari Tender Indonesia, proyek ini akan menelan investasi sebesar Rp 17 triliun.
PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU), pemilik proyek, telah menggandeng kontraktor internasional China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG).
Disertai dengan tiga BUMN besar, yakni PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya, dan PT Wijaya Karya (WIKA).
Bandara ini direncanakan memiliki kapasitas hingga 32 juta penumpang per tahun, sehingga digadang-gadang akan menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta.
Tak hanya itu, proyek ini juga akan dilengkapi dengan konsep Aerotropolis untuk menciptakan kawasan ekonomi terpadu.
Seperti diungkapkan PT BIBU dalam dilaporkan oleh Tender Indonesia, pembangunan bandara baru ini akan menciptakan 200 ribu lapangan kerja dan menghidupkan UMKM lokal.
Kontroversi dan Penolakan Megawati
Meskipun menjanjikan transformasi besar, rencana pembangunan ini sempat mendapat kritik keras dari Megawati Soekarnoputri.
Ia menganggap bandara baru tersebut hanya menguntungkan investor tanpa memberikan dampak signifikan bagi masyarakat lokal.
Sebagai alternatif, Megawati mengusulkan perpanjangan landasan pacu Bandara Ngurah Rai atau memanfaatkan bandara di Banyuwangi dan Surabaya.
Manfaat Strategis Bandara Bali Utara
Terlepas dari kontroversi, bandara baru ini diharapkan mampu mengatasi penumpukan wisatawan di Bali Selatan.
Saat ini, wisatawan yang ingin menuju Bali Utara harus menempuh perjalanan darat hingga 6 jam dari Bandara Ngurah Rai.
Kehadiran Bandara Bali Utara akan memangkas waktu perjalanan dan membuka akses lebih luas ke wilayah Bali Utara.
Selain itu, proyek ini diyakini akan mendorong pemerataan ekonomi di Bali, menjadikan Bali Utara sebagai pusat pariwisata baru yang sejajar dengan kawasan Bali Selatan.
Prabowo menegaskan bahwa pembangunan ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan bagian dari visi besar Indonesia emas.
“Kita harus bekerja keras dan berpikir besar. Bali harus jadi ‘The New Singapore’ atau ‘The New Hong Kong.’ Ini adalah peluang besar untuk seluruh rakyat Bali,” tegas Prabowo di Denpasar.
Demikian itulah rencana ambisius pembangunan bandara Bali Utara di Beleleng, terlepas dari kontroversinya, pembangunan ini sudah berada dalam tahap kajian. *** (Gita Yulia)