

inNalar.com – Jalan Tol Jogja-Solo merupakan jalan tol yang menghubungkan 3 kota.
3 Kota yang dihubungkan melalui tol Jogja-Solo adalah Kota Yogyakarta, Kota Klaten, dan Solo.
Dilansir inNalar.com dari kppip.go.id, Jalan tol Jogja-Solo mulai dibangun pada tahun 2020.
Jalan tol Jogja-Solo membentang menghubungkan kedua kota tersebut sepanjang 40,49 Km.
Ruas tol Jogja-Solo dibangun melayang atau elevated di sepanjang Ring Road Utara Yogyakarta.
Model tipe jalan tol yang dibangun melayang ini merupakan syarat dari Pemerintah Daerah Yogyakarta.
Baca Juga: Soeharto Hadiahkan Pesawat ‘Gatot Kaca’ Saat HUT RI ke-50, Gandeng BJ Habibie Sebagai Kepercayaan?
Syarat tersebut diajukan guna mengurangi dampak negatif pada kondisi sosial masyarakat akibat pembebasan lahan.
Untuk merealisasikan pembangunan jalan tol Jogja-Solo sendiri pemerintah menggelontorkan dana yang tidak sedikit.
Dana yang dibutuhkan untuk membangun jalan tol sepanjang 40,49 Km ini mencapai Rp 16 triliun.
Baca Juga: Soeharto Ungkap GDP Dunia Tahun 1994: USD27 Triliun Dikuasai Asing, Kita Harus Lakukan Pembangunan
Dana tersebut digunakan untuk pembebasan lahan untuk proyek pembangunan jalan tol dan konstruksi.
Dana Rp 16 Triliun yang digunakan untuk pembangunan jalan tol Jogja-Solo tersebut bersmuber dari KPBU.
Hingga kini progres pembangunan jalan tol Jogja-Solo masih berlangsung.
Namun, ternyata masih terdapat kendala dalam pembangunan jalan tol Jogja-Solo yang menjadi ancaman.
Bahkan, kendala tersebut yang membuat proyek tol ini terancam gagal total.
Kendala tersebut terkait pembebasan lahan dimana terdapat makam keramat di area pembebasan lahan.
Pembangunan tol Jogja-Solo seksi 2 masih terhalang oleh Makam Keramat Kyai Kromo Ijoyo.
Hingga saat ini masih belum terdapat informasi lebih lanjut terkait keberadaan makam Kyai Kromo Ijoyo yang menjadi penghalang dari salah satu proyek strategis nasional ini.***