Proyek 300 Juta USD Disetujui, Pertamina Mantap Lanjutkan Pengembangan Sumur Produksi Minyak dan Gas di Mahakam Kalimantan Timur, Kapasitasnya…

inNalar.com – Pertamina, melalui situs resminya, telah mengumumkan salah satu informasi terkini mengenai kegiatan optimasi pengembangan lapangan migas OPLL-3B Offshore.

Sebagai gambarannya, proyek ini rencananya akan mengembangkan sumur produksi minyak dan gas (migas) yang diketahui berada di unit wilayah kerja Mahakam, Kalimantan Timur.

Berita gembiranya adalah dikabarkan proyek tersebut telah berhasil mendapatkan persetujuan Final Investment Decision atau FID dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Baca Juga: Hebat! Investasi Rp3 Triliun, Emiten Konglomerat Christoper Tjia Jadi Investor Lokal Pertama di IKN, Bakal Serap 2.500 Pekerja!

Nilai proyek tersebut diketahui mencapai 300 juta USD atau jika dirupiahkan dengan kurs terkini Rp15.509,15 maka total nilainya mencapai Rp4,65 triliun.

Rencananya, aktivitas yang bakal dilakukan dalam proyek tersebut meliputi pengeboran dan penyambungan 32 sumur infill yang berada di tiga lapangan eksisting.

Ketiga lapangan minyak dan gas tersebut di Peciko, Mahakam Selatan, dan Sisi Nubi.

Baca Juga: Habiskan Biaya Rp1,4 Triliun, Bendungan Raksasa di Jawa Barat Ini Punya Empat Manfaat Sekaligus, Apa Saja?

Selain itu, proyek ini juga meliputi kegiatan perforasi dan pengendalian masuknya pasir guna meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi dari ketiga lapangan migas.

Melansir dari situs resmi Pertamina, 32 sumur yang diusulkan tersebut diketahui terdiri dari sumur baru dan sumur side track yang berada di ketiga lapangan tersebut.

Adapun kegiatan pengeborannya bakal dimulai mulai tahun 2024 secara bertahap.

Baca Juga: Target 2024 Rampung! Jembatan Duplikasi di Kaltim Senilai Rp471 Miliar Ini Bakal Jadi Penyalur Kota Balikpapan ke Penajam Paser Utara

Apabila proyek ini terealisasi dengan baik, diramalkan pada tahun 2026 mendatang kapasitas produksi puncaknya bakal meningkat.

Adapun target produksi gasnya mencapai 70 Million Standard Cubic Feet per Day (MMCFD) untuk gas, sedangkan produksi puncak minyak dapat menembus 1200 barrels per day.

Wilayah Kerja (WK) Mahakam disebut menjadi andalan produksi migas Indonesia, rupanya produksinya memegang peranan penting dalam ketahanan energi nasional.

Baca Juga: Kejar Lonjakan Permintaan 221.441 Ton, Pabrik Amonium Nitrat Rp1,17 T di Bontang Kalimantan Timur Ini Gunakan Standar Kelas Dunia Sedin-Hallifeng

Diketahui produksi gas di wilayah kerja ini ditujukan untuk dua hal besar, pertama tentunya digunakan sebagai gas alam cair (LNG) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Apabila produksi LNG berlebih, maka tentu akan diekspor sesuai dengan ketetapan Pemerintah RI melalui kebijakan terukur milik kementerian ESDM.

Sementara alokasi yang kedua adalah gas ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk, petrokimia, pembangkit listrik, dan gas di wilayah Kalimantan Timur.

Baca Juga: Dituding Mangkrak! Proyek Jembatan Senilai Rp12,9 Miliar Ini Ternyata Masih Berlanjut Tapi Salah Konsep, Progresnya…

Rupanya alasan di balik getolnya Pertamina dalam memperjuangkan proyek pengembangan OPLL-3B Offshore di Mahakam ini adalah karena dua titik gapai strategis yang diharapkan dapat bersinergi dengan impian besar pemerintah.

Pertama, dengan terus berkembangannya aktivitas eksplorasi sumur migas ini, diharapkan target produksi migas nasional bisa tercapai.

Sebagaimana dalam RKAP 2023, Pertamina berhasil produksi minyak 71.485 barrel oil per day (BOPD).

Baca Juga: Skuad Jepang di Ajang Bulutangkis Thailand Masters 2024, Ada Kento Momota dan Pasangan Baru

Sementara untuk produksi gas mencapai 848,42 Million Standard Cubic Feet per Day (MMCFD).

Selain itu, diharapkan Pertamina mampu memenuhi kebijakan transisi energi dan mencapai target net zero emission sesuai dengan amanah dan harapan pemerintah Indonesia. ***

Rekomendasi