

inNalar.com – Kilang Balongan adalah salah satu dari enam kilang minyak yang dikelola oleh PT Pertamina.
Nama dari Kilang Balongan sendiri adalah Refinery Unit VI yang sudah dibangun sejak tahun 1994 dan berlokasi di Indramayu, Jawa Barat (Jabar).
Refinery Unit VI atau Kilang Balongan ini berada sekitar 200 km dari Jakarta.
Baca Juga: Dibangun Belanda 100 Tahun Lalu, Kilang Minyak Plaju di Palembang Ini Jadi yang Tertua se-Indonesia
Dengan usia lebih dari 20 tahun, Kilang Balongan mendapat proyek pengembangan pada tahun 2021 lalu.
Pengambangan dari Kilang Balongan dilakukan dengan melakukan Refinery Development Master Plant (RDMP).
Proyek RDMP yang sudah dilakukan pada Februari 2021 hingga tahun 2022 adalah RDMP Phase 1.
Pada fase pertama ini, pengembangan Kilang Balongan berhasil menambah kapasitas pengolahan dari 125.000 menjadi 150.000.
Dilansir inNalar.com dari pertamina.com, pengembangan Kilang Balongan ini dilakukan pada unit Crude Destilation Unit (CDU) dengan menambahkan komponen Preflash Column dengan tinggi 27 meter, diameter 3,5 meterm serta berat 104,2 ton.
CDU memiliki fungsi untuk memisah crude menjadi fraksi ringan (Offgas dan Nafta) di bagian atas dan fraksi yang lebih berat ke bagian bawah dengan bantuan steam.
Dengan meningkatnya produksi dari 120.000 ke 150.000, tentunya hal ini berpengaruh ke peningkatan BBM dan BBK.
Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan RDMP Kilang Balongan ini adalah sekitar USD $ 0,07 miliar atau sekitar Rp 980 miliar (kurs Rp 14.000,-).
Selain itu, RDMP Phase 1 Kilang Balongan ini juga mendapat sebuah penghargaan pada tahun Februari 2023 lalu.
Penghargaan tersebut adalah Indonesia Best Companies in HSE Implementation 2023 dari SWA Media.
Penghargaan ini sendiri diberikan kepada entitas bisnis di berbagai sektor yang telah menerapkan K3 dengan baik dan berhasil.
Selain proyek RDMP Phase 1 Kilang Balongan, beberapa perusahaan lain yang mendapat penghargaan serupa adalah PT Elnusa Petrofin dan PT Badak NGL.***