

inNalar.com– Baihaki namanya, pria asal Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah itu menjadi salah satu orang terkaya di Tangerang dengan berjualan lakban.
Berangkat dari desa ke kota untuk mengadu nasib, Baihaki sukses menjadi pengusaha meski hanya bermodalkan ijazah SMA. Kini, pria tersebut menjadi salah satu orang terkaya di Tangerang.
“Saya perantau dari Purworejo, Jawa Tengah dan kami kerja di pabrik, pernah di leasing juga dan sebagai seorang yang dari desa ini kan tetap cita-citanya pengin punya usaha sendiri,” kata Baihaki seperti dikutip inNalar.com dari channel YouTube PecahTelur pada Selasa (07/02/2023).
Demi meraih impiannya itu, Baihaki mencoba beberapa hal seperti jualan oli, sepatu, hingga sprei. Namun, ia mengalami pengalaman pahit yakni pernah ditipu hingga Rp50 juta.
Sampai akhirnya, pria Purworejo tersebut bertemu dengan teman lama yang memang punya pabrik lakban, kemudian ia ditawari untuk bekerja sama dengannya. Di sinilah babak barunya dimulai.
Bersama sahabatnya yang bernama Fauzan itu, Baihaki mendirikan usaha jualan dengan brand Butuh lakban.
Penamaan brand Butuhlakban ternyata cukup unik. Kata “Butuh’’ merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Purworejo.
Pemilihan nama Butuh untuk brand itu sendiri karena Baihaki dan Fauzan berasal dari daerah yang sama, Kecamatan Butuh. Selain itu, kata “butuh” juga dinilai sering diucapkan oleh masyarakat.
Baihaki memutuskan menggeluti usaha jualan lakban karena dirinya melihat peluang lakban yang pasti dibutuhkan di sektor industri. Meski begitu, tidak serta merta langkahnya berjualan lakban itu berjalan mulus.
Memulai berjualan sembari bekerja dengan sistem door to door, Baihaki kerap mendapat penolakan dari calon customer-nya. Namun, ia menganggap penolakan sebagai hal yang lumrah di dunia bisnis.
Baca Juga: Hendak Antar Pacar KKN Pakai Mobil Brio Pinjaman, Seorang Mahasiswa Terlibat Kecelakaan di Ponorogo
Ia terus menawarkan lakban sampai mendapatkan pembeli, dan hal itulah yang dilakukannya setiap hari setelah dirinya resign dari pabrik pada bulan Juli 2019.
Berkat upaya pantang menyerah dan terus memperbaiki layanan kepada customer, perlahan-lahan Butuhlakban.com semakin membuahkan hasil. Siapa sangka omzet dari berjualan lakban itu berpeluang menembus 1 triliun dalam setahun.
“Kalau dibilang revenue hari ini kita kan baru 0,00 sekian dari omzet nasional. Bahkan kalau seperti market Daimaru itu kan setahun bisa satu triliun. Itu jualan lakban aja. Jadi, artinya kalau kami lihat next-nya ada peluang untuk kesitu,” ungkap Baihaki.
Kini Butuhlakban.com telah mampu memasok kebutuhan lakban hingga ke berbagai wilayah di Indonesia. Melihat peluang ini, Baihaki dan Fauzan berharap Butuhlakban.com menjadi perusahaan berskala nasional.
Selain itu, mereka juga memiliki tujuan yang mulia di mana ingin memberikan manfaat seluas luasnya untuk desanya seperti merekrut tenaga kerja dari daerah asalnya.
Baihaki dan Fauzan berharap ketika Butuhlakban.com menjadi perusahaan besar nantinya bisa memberikan ruang untuk masa depan bagi tenaga kerja dari desanya.***